AMERIKA SERIKAT, BANPOS – Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kanada menerjang Sejumlah wilayah di Amerika Serikat (AS). Kondisinya yang parah, membuat warga negeri Paman Sam kesulitan beraktivitas dan menderita sakit.
Badan Perlindungan Lingkungan AS menyebut, lebih dari 100 juta orang di kawasan timur laut Amerika, dan menyebar hingga ke barat, Chicago dan wilayah selatan, Atlanta, tengah bergulat dengan kondisi kualitas udara yang tidak sehat akibat kabut asap.
Di beberapa daerah, asapnya begitu pekat sehingga orang bisa mencium baunya di udara, yang merupakan rekor terburuk dalam 63 tahun terakhir.
“Baunya seperti seseorang sedang barbekyu,” kata Nicha Suaittiyanon (30), turis asal Thailand di New York. Dia mengeluhkan mata berair dan gatal.
Pengacara Hugh Hill (43) mengaku, tenggorokannya perih karena kabut asap. Seperti kebanyakan warga New York, dia memilih mengenakan masker saat berjalan-jalan dengan anjingnya di Central Park yang merupakan paru-paru hijau Manhattan.
“Saya memakai masker. Jelas, itu tidak akan mencegah semuanya, tetapi anjing itu harus diajak jalan-jalan,” katanya kepada AFP.
Terlihat kabut kekuningan menutupi gendung-gedung pencakar langit Manhattan hingga ikon Patung Liberty. Penerbangan di New York telah ditunda karena kabut asap menyebabkan terbatasnya arah pandang.
Sejumlah acara olahraga juga batal digelar karena pekatnya kabut akibat kebakaran hutan di Provinsi Quebec dan Nova Scotia di Kanada.
Kantor Wali Kota New York Eric Adams memperingatkan warga untuk meminimalkan kegiatan di luar ruangan. Adams mengatakan, kota dengan julukan Big Apple itu memiliki Indeks Kualitas Udara (AQI) 484 pada Rabu (7/6) pukul 5 sore waktu setempat, yang diklasifikasikan sebagai berbahaya. Itu adalah rekor tertinggi di kota itu sejak 1960-an.
Kanada Minta Bantun Internasional
Di Kanada, kebakaran hutan yang dahsyat telah menelantarkan lebih dari 20.000 orang dan menghanguskan sekitar 3,8 juta ha lahan.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, kebakaran ini terburuk yang pernah dialami Kanada. Negeri Maple itu mengintensifkan seruan untuk mendapatkan bantuan internasional.
Discussion about this post