JAKARTA, BANPOS – Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) resmi diangkat menjadi Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Bumi Alumni (PBA). PBA merupakan organisasi penggerak UMKM. Tidak hanya menampung para pelaku bisnis UMKM, PBA juga membantu pengembangan bisnis UMKM para anggotanya.
“PBA membantu mengembangkan bisnis anggotanya dengan memberikan pelatihan, memfasilitasi permodalan, mempertemukan dengan pembeli serta meningkatkan kualitas dan kontinuitas produk UMKM. Tidak hanya di dalam negeri, saat ini PBA juga tengah menggarap pasar luar negeri, seperti Korea dan Eropa,” ujar Bamsoet, usai menerima Pengurus Pusat Perkumpulan Bumi Alumni di Jakarta, Kamis (8/6).
Pengurus Pusat PBA hadir antara lain Ketua Umum Ary Zulfikar, Ketua Dewan Pengawas James Ibrahim, Sekretaris Umum Arie Budiman, Ketua Bidang Promosi & IT Hassan M Lubis, Ketua Bidang 5/Pelaksana Tugas Direksi Buialumni.com Akmal Farad, Ketua Koperasi UMKM Alumni Indonesia Yayan Abdul Wahid, Anggota Pusat Sudi Bumi Alumni Yudianta M. Simbolon serta Ketua Panitia Ekshibisi UMKM & Golf Tournament 2023 Jimmy Ardianto.
Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, saat ini PBA telah memiliki beberapa ekosistem. Di antaranya, Koperasi UMKM Alumni Indonesia (Kuali), Bumi Alumni Gallery sebagai platform digital yang dikembangkan PBA, Gerai Lupba dan Cupba yang memasarkan produk merek kolektif Lupba, serta Pusat Studi Bumi Alumni dan Lembaga Advokasi UMKM yang memberikan pendampingan dan konsultasi hukum bagi para pelaku bisnis UMKM.
“Di tingkat internasional, PBA akan bekerja sama dengan World Union of Small Medium Enterprise (WUSME). WUSME merupakan organisasi internasional berbasis di San Marino yang banyak membantu pengembangan UMKM di Indonesia. Termasuk mengenalkan produk UMKM di pasar global. Selain itu, PBA juga aktif mengikuti berbagai pameran, ekspo serta bekerjasama dengan pihak lain untuk mengembangkan pasar UMKM domestik dan global,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini mengingatkan, tantangan dalam membina UMKM berbasis komunitas adalah masalah konsistensi dalam produksi. Kadang saat UMKM sudah mampu membuka akses pasar, kerap tidak siap dengan ketersediaan jumlah barang yang diproduksi pada saat terjadi peningkatan permintaan.
Discussion about this post