SERANG, BANPOS – Kenaikan harga telur dan daging ayam di Provinsi Banten disinyalir turut disebabkan oleh kenaikan harga pakan ternak yang komponen utamanya adalah jagung.
“Harga jagung saat ini mencapai Rp6.000 per kilogram,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten, Agus Tauchid.
Harga itu mengalami kenaikan yang terbilang cukup signifikan yakni sekitar 33 persen bila dibandingkan dengan harga pada saat bulan Ramadan yang berkisar di angka Rp4.500
“Kenaikan ini tidak hanya terjadi di Provinsi Banten, tetapi juga merupakan masalah nasional.”
Agus menjelaskan bahwa pihaknya belum bisa berbuat banyak karena kewenangan dalam pengambilan kebijakan pengendalian harga pakan ternak berada di tangan pemerintah pusat. Namun, ia yakin bahwa kenaikan harga telur dan daging ayam tidak akan berlangsung lama. Prediksinya menunjukkan bahwa kenaikan tersebut hanya akan berlangsung selama sepekan.
“Pemerintah akan segera mengendalikan harga jagung agar harga pakan ternak dapat segera kembali normal,” kata Agus.
“Kami juga telah berkomunikasi dengan para pengusaha pakan ternak untuk membahas kenaikan harga pakan ternak ini,” imbuhnya.
Meskipun begitu, bukan berarti pemerintah tidak akan mengambil langkah penanganan harga pakan ternak. Agus mengatakan bahwa pemerintah akan bergerak cepat mengendalikan gejolak harga jagung, supaya harga pakan ternak dapat segera kembali normal.
”Karena kan ngomong pakan. Kalau ngomong pakan apa sebabnya? ya, jagung. Kita pastikan nanti pemerintah akan mengendalikan gejolak harga jagung ini,” katanya.
Kemudian juga Agus menjelaskan, Distanak Provinsi Banten telah menjalin komunikasi dan berkoordinasi dengan para pengusaha pakan ternak terkait kenaikan harga pakan ternak itu. Ia mengungkapkan, para pengusaha pakan ternak juga sebenarnya pekan dengan masalah yang terjadi.
”Di tingkat hulu, di tingkat asosiasi juga peka. Tapi di titik tertentu kan pasti pemerintah pusat akan ikut memantau perkembangan. Pada titik mana nanti akan ikut mengintervensi,” tandasnya.
Sementara itu, Walikota Serang, Syafrudin, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Lama untuk memastikan harga telur ayam yang belakangan ini mengalami kenaikan.
“Harga telur ayam saat ini di Pasar Lama mengalami lonjakan, karena dijual Rp32 ribu per kilogram. Saya lihat langsung harga telur ini dari tiga tempat Rp32 ribu per kilogram, berarti naiknya Rp4 ribu dari Rp28 ribu per kilogram,” ujarnya.
Syafrudin menjelaskan bahwa kenaikan harga telur ayam disebabkan oleh faktor-faktor seperti bantuan sosial dan pasar murah yang mempengaruhi para pedagang telur ayam di pasar tradisional.
“Pemerintah Kota Serang akan menggelar pasar murah juga untuk menjaga stabilitas harga,” ucapnya.
Syafrudin juga menuturkan bahwasanya dari adanya kenaikan harga telur ini juga menjadi salah satu penyumbang inflasi di Kota Serang dan berharap supaya angka inflasi yang sebelumnya telah ditekan tidak kembali naik.
“Kenaikan harga telur ayam ini menjadi salah satu penyumbang inflasi di Kota Serang, di Kota Serang sebelumnya inflasi 7,5 persen, sekarang sudah 4,9 persen. Mudah-mudahan nggak naik lagi. Bisa menurun lagi. Makanya, kami melihat langsung supaya ada solusi,” tandasnya.
Dalam upaya menekan harga pasar, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoumperindag) Kabupaten Serang menggelar Operasi Pasar (OP) di Halaman kantor Kecamatan Gunung Sari. “Operasi pasar untuk penekanan harga pasar telur ayam karena sedang meroket mencapai Rp31 ribu sampai Rp32 ribu per kilogramnya,” ujar Kepala Diskoumperindag Kabupaten Serang, Adang Rahmat.
“Kami berupaya menekan harga pasar telur ayam yang sedang meroket melalui langkah ini,” tambahnya.
Dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan berbagai lembaga terkait, diharapkan harga pakan ternak dan telur ayam dapat segera kembali stabil. Langkah-langkah yang diambil tersebut diharapkan dapat menjaga stabilitas harga serta mencegah dampak negatifnya pada masyarakat.(MG-01/MG-02/PBN)
Discussion about this post