LEBAK, BANPOS – Euforia Pesta Demokrasi sudah mulai ditunggu-tunggu oleh berbagai pihak, salah satunya dari beberapa elemen masyarakat yang berfokus memperjuangkan hak wanita di Kabupaten Lebak.
Keterwakilan Perempuan dalam Pemilu kali ini mulai menjadi sorotan karena maraknya kasus-kasus gender yang terjadi di Lebak dan dibutuhkannya sosok perwakilan dari perempuan dalam menyuarakan apa yang dibutuhkan bagi kaum yang sering dianggap ‘Lemah’ tersebut.
Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Lebak, Ratu Mintarsih mengatakan, menjelang Pemilu Serentak tahun 2024 mendatang, ia telah banyak melihat Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) yang mulai menunjukan dirinya untuk ikut berkontestasi di pesta rakyat lima tahun sekali tersebut.
Menurutnya, berbagai usia dari Bacaleg Perempuan mulai terlihat. Hal ini menjadi arah positif bagi keberlangsungan posisi wanita di Bumi Multatuli.
“Saat ini kita dihadirkan oleh sosok wanita tangguh, ibu Iti sebagai Bupati. Kepemimpinan beliau selama dua periode membuktikan bahwa wanita di Lebak ini memiliki potensi dan jiwa Pemimpin,” kata Ratu kepada BANPOS, Minggu (21/5).
Ratu menjelaskan, masing-masing Caleg perempuan harus menunjukan bukti nyata sebagai perwakilan perempuan yang dapat menginspirasi kemajuan kaum wanita di Lebak.
“Jangan sekedar janji saja, tunjukan dengan aksi nyata bahwa jika masyarakat mengamanahkan kepercayaan kepadanya, mereka bisa membuktikan bahwa memang ia (caleg) adalah sebagai wakil kami,” tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Korp HMI-WATI (KOHATI) HMI-MPO Cabang Lebak, Nuraeni Santika mengatakan, masih terdapat banyak penilaian dari masyarakat terhadap berbagai Partai Politik bahwa memasukan Perempuan dalam Pemilu hanya untuk sekedar syarat pemenuhan keterwakilan perempuan yang dimana diwajibkan sebanyak 30 persen bagi masing-masing Partai.
Menurutnya, adanya keraguan atas kemampuan keterwakilan perempuan yang dinilainya hanya dijadikan pemenuhan persyaratan tersebut.
” Semua punya kemampuan, tetapi untuk menjadi seorang wakil rakyat bukan hanya dibutuhkan modal dan rupawan namun perlu sebuah kualitas dan wawasan luas dikarenakan legislatif nantinya akan menjadi tumpuan masyarakat banyak,” tandas Santika. (MYU)
Discussion about this post