JAKARTA, BANPOS – Pergerakan mata uang di kawasan Asia mayoritas menguat terhadap dolar AS. Pagi ini, nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,84 persen ke level Rp 14.569 per dolar AS, dibanding penutupan perdagangan kemarin di level Rp14.714 per dolar AS.
Dolar Hong Kong menguat 0,02 persen, rupee India naik 0,06 persen, yen Jepang naik 0,13 persen, dolar Singapura melesat 0,19 persen, ringgit Malaysia naik 0,20 persen, yuan China melonjak 0,30 persen, peso Filipina naik 0,36 persen, baht Thailand menguat 0,39 persen, dan won Korea Selatan melesat 0,84 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya turun 0,10 persen ke level 100,94. Sementara pergerakan nilai tukar rupiah terhadap euro minus 0,18 persen ke level Rp 16.254, terhadap poundsterling Inggris melemah 0,16 persen ke level Rp 18.458, dan terhadap dolar Australia menguat 0,28 persen ke level Rp 9.762.
Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengatakan, tidak semua ekspektasi pasar terpenuhi dari Pernyataan Gubernur Bank Sentral AS mengenai hasil rapat kebijakan moneter dini hari tadi. Dalam pengumuman tersebut tidak ada indikasi pemangkasan suku bunga acuan yang dilontarkan oleh pejabat Fed.
“Hanya saja terdapat indikasi untuk tidak menaikkan suku bunga sementara,” katanya dalam riset, Kamis (4/5).
Ia melihat, The Fed akan terus mengevaluasi kondisi perekonomian AS untuk menentukan kebijakan moneter selanjutnya. Namun, hal ini disebut kemungkinan cukup untuk mendorong penguatan rupiah pada hari ini.
“Penekanannya pada indikasi tidak menaikan suku bunga dalam waktu dekat. Nilai tukar emerging markets lainnya pun terlihat menguat pagi ini terhadap dollar AS,” katanya.
Ariston mengatakan, kekhawatiran pasar mengenai krisis perbankan AS seiring adanya kenaikan suku bunga acuan juga menjadi pemicu pelemahan dolar AS. Ia memproyeksi, nilai tukar rupiah akan menguat ke arah Rp 14.600 dengan resisten di kisaran Rp 14.750 per dolar AS sepanjang hari ini. (RMID/MUF)
Discussion about this post