JAKARTA, BANPOS – Sebagai aplikasi terpopuler untuk bertemu dengan orang baru, Tinder, baru saja meluncurkan School of Swipe id.schoolofswipe.com, kursus kilat pertama dalam kencan online, di seluruh Asia Tenggara.
Diluncurkan pertama kali di Singapura pada 2022, School Swipe merupakan inisiatif pertama untuk aplikasi ini secara global, dan saat ini telah tersedia dalam bahasa Thailand, Bahasa Indonesia, dan Vietnam di luar Bahasa Inggris.
Sumber daya online yang tersedia melalui id.schoolofswipe.com, menawarkan panduan terkait perjalanan kencan dari online menuju offline, dan merupakan inisiatif jangka panjang yang dihadirkan oleh Tinder, untuk membantu para lajang di manapun dalam membangun kepercayaan diri mereka untuk membangun hubungan baru.
Vice President, Communications di Tinder, Papri Dev, mengungkap budaya timur memang memiliki nilai dan pandangan tersendiri tentang berkencan. Lebih unik lagi untuk sebuah negara kepulauan dengan berbagai budaya lokal, seperti Indonesia.
Survei terbaru yang dilakukan oleh Tinder terhadap 1.000 orang Indonesia berusia antara 18 dan 25 tahun yang dilakukan pada April 2022, mengungkapkan bahwa 68 persen dari para lajang di Indonesia memiliki harapan tentang masa depan kencan mereka. Kemudian 73 persen dari mereka pergi berkencan untuk menemukan ‘the one’ atau yang biasa kita sebut jodoh.
Karena itu, 72 persen dari mereka juga menganggap keuntungan dari aplikasi kencan, adalah menghubungkan mereka dengan orang-orang yang mungkin tidak akan pernah mereka bisa temui sebelumnya.
Saat mempertimbangkan pasangan yang ideal, 79 persen dari mereka berharap memiliki seseorang yang berpikiran terbuka sekaligus menerima. Meskipun para lajang memiliki pandangan dan semangat dalam hal tersebut, disaat bersamaan mereka juga merasa bahwa rasa canggung adalah kendala utama dalam berkencan dengan nilai 51 persen.
“Seperti yang baru-baru ini digambarkan pada kampanye global pertama Tinder, yakni ‘It Starts With A SwipeTM’, para anak muda lajang tidak punya waktu untuk disia-siakan, dan tidak memiliki toleransi terhadap lika-liku permainan dalam berkencan,” katanya.
Discussion about this post