JAKARTA, BANPOS – Kurang setahun lagi menuju gelaran Pemilu 2024, peta dukungan terhadap partai politik masih didominasi oleh tiga besar. Temuan survei NEW INDONESIA Research & Consulting menunjukkan PDIP, Gerindra, dan Golkar masih kokoh di puncak elektabilitas.
PDIP unggul pada peringkat pertama dengan elektabilitas 19,1 persen, disusul Gerindra sebesar 13,3 persen dan Golkar 8,5 persen. Di jajaran papan tengah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memantapkan diri dengan elektabilitas mencapai 6,0 persen.
“PDIP, Gerindra, dan Golkar menguasai tiga besar elektabilitas partai politik, sementara itu PSI menembus 6 persen,” ungkap Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, pada Rabu (29/3).
Menurut Andreas, kekuatan tiga besar tersebut mencerminkan realitas politik di mana ketiganya memimpin koalisi partai-partai politik. Gerindra membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), sedangkan Golkar menginisiasi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
PDIP satu-satunya partai yang tidak memerlukan koalisi untuk mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. “Meskipun bisa maju Pilpres tanpa koalisi, PDIP tetap perlu menggalang koalisi untuk memastikan capresnya menang,” tandas Andreas.
Sebagai partai besar, baik PDIP, Gerindra, maupun Golkar tampak tidak mau terburu-buru untuk menentukan siapa capres ataupun cawapres yang bakal diusung. PDIP selama ini menimbang-nimbang antara Ganjar Pranowo ataukah Puan Maharani.
Gerindra dengan tegas bakal mengusung kembali Prabowo Subianto, tetapi sejauh ini belum juga melakukan deklarasi. Sementara itu Golkar keukeuh ingin mengajukan ketua umumnya Airlangga Hartarto, meskipun nama-nama lain dari luar koalisi beredar dalam bursa capres.
“Sebaliknya dengan partai-partai papan tengah yang menggulirkan Koalisi Perubahan untuk mengusung Anies Baswedan sebagai capres tampak sangat getol bermanuver,” tandas Andreas.
Di antara anggota Koalisi Perubahan, Demokrat memimpin dengan raihan elektabilitas 6,4 persen, pada urutan kelima setelah PKB (7,3 persen). Sesudahnya baru PKS (4,7 persen) dan Nasdem (3,4 persen).
Discussion about this post