BOJONEGARA, BANPOS – Masyarakat nelayan di empat desa di Kecamatan Bojonegara mendeklarasikan dukungan terhadap pembangunan Kawasan Industri Terpadu Wilmar (KITW). Keempat desa yaitu, Desa Teratai, Desa Pangsoran, Desa Margagiri, dan Desa Pulopanjang, Kecamatan Bojonegora, Kabupaten Serang.
Deklarasi bersama tersebut merupakan perwujudan dukungan dari seluruh nelayan yang berada di empat desa itu terhadap pembangunan fisik kawasan industri serta pembangunan jetti oleh PT Multimas Nabati Asahan (MNA).
Deklarasi bersama merupakan puncak dari rangkaian program pemberian berbagai bantuan dari KITW dan MNA kepada masyarakat lokal dalam bentuk community development sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan.
Sepanjang 2018-2019, KITW telah merealisasikan pemberian bantuan berupa pembangunan sarana ibadah dan fasilitas sosial yang terdiri dari enam masjid, enam madrasah, tujuh sumur bor, peralatan pendidikan seperti komputer dan pelatihan guru, serta dukungan bagi Posyandu kepada masyarakat di empat desa tersebut.
Bambang Wisnumurthy, salah satu manager yang mewakili pihak Wilmar kepada wartawan menjelaskan, deklarasi bersama antara KITW dan masyarakat nelayan di empat desa yang dilakukan pada Selasa, 31 Desember 2019, itu merupakan puncak sosialisasi yang dilakukan untuk mendukung pembangunan fisik.
“Deklarasi bersama ini merupakan wujud sinergi bersama antara KITW dan masyarakat lokal nelayan dalam rangka mendukung kemajuan bersama,” ujarnya, Selasa (7/1/2020).
Bambang menegaskan, 100 persen dari warga di empat desa tersebut mendukung penuh pembangunan yang dilakukan KITW untuk berkontribusi secara riil terhadap peningkatan perekonomian daerah.
“Alhamdulillah seluruh warga di 4 desa mendukung deklarasi bersama dengan penandatanganan pakta integritas yang diteken ketua nelayan dari masing-masing desa beserta perwakilan lainnya. Ini merupakan wujud sinergi yang positif secara konkret,” tuturnya.
Ia menjelaskan, pembangunan jetti oleh PT MNA tidak menggunakan pasir laut, tapi menggunakan batu bolder dengan konstruksi tiang pancang. “Kami juga ingin meluruskan mispersepsi yang berkembang di masyarakat bahwa pembangungan jetti MNA memakai pasir laut. Itu sama sekali tidak benar, karena kami menggunakan batu bolder dan konstruksi tiang pancang,” jelasnya.
Discussion about this post