Ratusan warga Kota Cilegon menjadi Pekerja Migran Indonesia atau lebih dikenal dengan istilah Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dalam 6 tahun terakhir.
Berdasarkan data yang dihimpun BANPOS dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Perwakilan Banten, pada 2018 ada 122 warga Cilegon menjadi TKI. Kemudian pada 2019, 75 orang, pada 2020 ada 14 orang, pada 2021 ada 14 orang, pada 2022 ada 63 orang dan pada 2023 sudah ada 20 orang. Total dalam 6 tahun terakhir, ada 308 warga Kota Cilegon yang menjadi TKI atau Pekerja Migran.
Koordinator Pemberdayaan BP2MI Perwakilan Banten Theresia Evy mengatakan, negara-negara yang menjadi tujuan pekerja migran seperti Arab Saudi, Malaysia, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan. “Kalau detail negaranya saya tidak hafal, ada beberapa negara, diantaranya itu yang saya sebutkan Arab Saudi, Malaysia, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan,” katanya ditemui saat Bazar Pekerja Migran Indonesia di Halaman Mal Pelayanan Publik Kota Cilegon, Kamis (16/3).
Lebih lanjut Evy menjelaskan, pekerja migran asal Banten pada umumnya bekerja di sektor non formal. “Ada beberapa di sektor formal, tetapi tidak banyak, seperti perkebunan,” ujarnya.
Dikatakan Evy, pihaknya juga melakukan sosialisasi tentang Pekerja Migran Indonesia bagi pelajar dan mahasiswa yang ada di Kota Cilegon. “Bulan lalu Pak Walikota (Helldy Agustian) ikut melepas Pekerja Migran Indonesia ke Malaysia, Pak Wali paling aktif support pekerja migran Indonesia,” tuturnya.
Kemudian Evy menerangkan, eks pekerja migran juga bisa berkarya dengan menekuni usaha kecil dan menengah. “Ada yang usaha kerajinan tangan, aksesoris, ada yang usaha jahe, ada usaha kuliner aneka makanan dan catering. Itu para pekerja migran binaan kita,” terangnya. (LUK/RUL)
Discussion about this post