PANDEGLANG, BANPOS – Mengacu data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dirilis pada bulan Agustus 2022 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pandeglang telah mencatat bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Pandeglang selama tahun 2022 mengalami penurunan. Namun angka pengangguran pada tahun 2022 mengalami peningkatan.
“Mengacu pada data Sakernas, BPS mencatat angka kemiskinan di Kabupaten Pandeglang selama tahun 2022 menurun sebanyak 1,2 persen. Namun penurunan angka kemiskinan tidak seiring dengan angka pengangguran yang justru mengalami peningkatan sebanyak 1,5 persen dibanding tahun 2021,” kata Kepala BPS Kabupaten Pandeglang, R Ahmad Widijanto mengatakan kepada wartawan, Kamis (5/1).
Dijelaskannya, data jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang pada tahun 2021 sebanyak 1.272.687 jiwa, angka kemiskinannya sebanyak 131.430 jiwa atau sebanyak 10,72 persen.
“Data jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang, pada tahun 2022 sebanyak 1.367.473 jiwa dan angka kemiskinannya 114.650 jiwa atau sebanyak 9,32 persen dari jumlah penduduk. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 1,2 persen atau sebanyak 16, 780 jiwa dibandingkan tahun 2021. Penurunan angka kemiskinan tersebut dampak dari pandemi Covid-19 yang membaik, sehingga geliat ekonomi Kembali tumbuh,” terangnya.
Sedangkan untuk angka pengangguran di Kabupaten Pandeglang. lanjut R Ahmad Widijanto, pada tahun 2022 mengalami peningkatan sebanyak 1,5 persen.
“Sementara itu angka pengangguran di Kabupaten Pandeglang justru mengalami peningkatan selama tahun 2022. Dimana pada tahun 2021 angka pengangguran sebanyak 7,7 persen, sementara di tahun 2022 berada di angka 9,24 persen atau sebanyak 50.910 orang dari jumlah 550.932 angkatan kerja,” jelasnya.
Menurutnya, data tersebut mengacu pada data Sakernas yang dirilis pada bulan Agustus 2022 lalu, untuk menanggulangi angka kemiskinan dan pengangguran.
“Untuk menanggulangi angka kemiskinan dan pengangguran, pemerintah daerah harus mendukungnya dengan berbagai program pengentasan kemiskinan ataupun menyediakan lebih banyak lagi larangan pekerjaan bagi para pengangguran yang ada di Kabupaten Pandeglang,” katanya.
“Meski angka kemiskinan di Kabupaten Pandeglang menurun selama tahun 2022, namun angka tersebut merupakan angka tertinggi se- Provinsi Banten, jika dibandingkan dengan kabupaten, kota lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Pandeglang, Ratu Tanti Darmiasih mengatakan, untuk menanggulangi tingginya angka pengangguran di Kabupaten Pandeglang, pihaknya telah menyiapkan delapan program pelatihan.
“Disnakertrans telah menyiapkan 8 program pelatihan untuk menanggulangi tingginya angka pengangguran, diharapkan program pelatihan tersebut dapat efektif menyerap tenaga kerja sekaligus mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Pandeglang,” katanya.
Dijelaskannya, delapan program pelatihan yang akan diberikan kepada para pencari kerja tersebut diantaranya pelatihan jurusan listrik, tata boga, menjahit, audio visual, otomotif, pertanian, bubut dan las listrik.
“Dari delapan program pelatihan tersebut, setiap jurusan akan diisi oleh 16 orang peserta dan kedelapan paket pelatihan tersebut akan dilaksanakan sebanyak dua gelombang setiap tahunnya,” terangnya.
Selain menyiapkan program pelatihan, lanjut Tanti, pihaknya juga bekerjasama dengan pihak sekolah dan para pelaku usaha yang sudah tersertifikasi. Sehingga para peserta pelatihan terus dibimbing hingga memiliki kemampuan yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan akan berdampak pada pengentasan kemiskinan.
“Para pencari kerja yang masuk masuk dalam program pelatihan kerja ini dan akan digodok di balai pelatihan kerja, sehingga memiliki daya saing lebih dibandingkan tenaga kerja daerah lain. Bahkan program yang sudah berjalan dan sukses menyerap banyak tenaga kerja,” ungkapnya.(dhe/pbn)
Discussion about this post