SERANG, BANPOS – Pemprov Banten telah menerjunkan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ke lokasi bencana alam banjir dan longsor yang terjadi di beberapa titik di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Walaupun Banjir sudah surut, warga diharap untuk tetap waspada. Selain itu, Pemprov Banten telah menandatangani permohonan untuk modifikasi cuaca kepada BMKG Pusat, dikarenakan prediksi cuaca ekstrem ini akan terus berlanjut hingga bulan Februari nanti.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Banten Nana Suryana Rabu (4/1) mengatakan, berdasarkan analisa BMKG, prakiraan cuaca beberapa daerah di Provinsi Banten sampai bulan Februari 2023 masih dalam kondisi hujan maksimum. Maka dari itu, Pj Gubernur Al Muktabar sudah menandatangani surat permohonan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dan langsung dikirim ke Direktur Kedaruratan BNPB RI.
“Tadi pagi juga sudah dilakukan TMC oleh BRIN dan TNI AU yang bekerjasama dengan BMKG dan BNPB di sekitar Selat Sunda bagian Barat yang meliputi Kabupaten Pandeglang dan Serang sebanyak 800 kg garam atau NaCl. Untuk Kabupaten Lebak dan lainnya akan segera dijadwalkan,” katanya.
Nana mengklaim, Al Muktabar sangat konsen sekali terhadap persoalan antisipasi kebencanaan di Provinsi Banten. Bahkan sejak kedatangan Kepala BNPB ke Pelabuhan Merak beberapa hari kemarin, beliau langsung meminta agar Provinsi Banten bisa dilakukan TMC untuk mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrim yang belakangan terjadi.
“Kita berharap kedepan kondisi cuaca di Provinsi Banten semakin membaik,” harapnya.
Sementara itu, berdasarkan arahan dari Pj Gubernur Banten Al Muktabar, pihaknya langsung menerjunkan tim sebanyak 12 orang dengan sejumlah peralatan evakuasi seperti perahu karet dan yang lainnya. Tim saat ini tengah melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang menjadi korban serta membuka akses jalan pada titik terjadinya bencana.
“Tidak hanya dari BPBD Provinsi, kita juga berkolaborasi dengan personel BPBD Kabupaten Lebak, relawan kebencanaan termasuk juga TNI dan Polri. Kita sudah buka Posko di sana,” katanya.
Data yang dihimpun BPBD, untuk di Kabupaten Lebak, terdapat beberapa titik yang terjadi bencana alam, seperti bencana longsor di Kampung Palendeng, Desa Sindangwangi, Kecamatan Muncang. Kemudian di Cibeunyer Hilir, Desa Parakan Beusi, Kecamatan Bojongmanik dan di Desa Parahiang, Kecamatan Leuwidamar.
Selanjutnya untuk bencana banjir di Kabupaten Lebak terjadi di Desa Kesik, Desa Cidahu, dan Desa Ciruji, Kecamatan Banjarsari. Desa Gunung Anten, Desa Girimukti, Desa Inten Jaya, dan Desa Jayasari, Kecamatan Cimarga dan Desa Kalanganyar, Kecamatan Kalanganyar.
Selain itu ada juga bencana pergeseran tanah di Kampung Pajagan Desa Cimayang, Kecamatan Bojongmanik dan di Desa Kujangsari, Kecamatan Cileles, serta pohon tumbang di Desa Cimarga, Kecamatan Cimarga dan di blok curahem ruas jalan Rangkasbitung-Malingping, Kecamatan Gunung Kencana.
Untuk di Kabupaten Pandeglang, berdasarkan laporan sementara BPBD terjadi bencana longsor di dua Kecamatan, Kecamatan Sindangresmi yang meliputi Desa Ciodeng dan Desa Pasirtenjo. Serta di Desa Cimanggu, Kecamatan Cimanggu.
Lalu satu unit rumah roboh yang diakibatkan dari hujan lebat di Kampung Rancawalang, Desa Manglid, Kecamatan Cibitung.
Banjir akibat hujan deras di Kampung Sukamaju, Kampung Renghas, Kampung Karet, Kampung Jalupang Desa Citeureup. Di
kampung Sawah, Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, ketinggian air sekitar 50 sampai dengan 80 cm.
Lalu di Desa Karyasari Kecamatan Sukaresmi. Kampung Cibintarok, Desa Pangkalan Kecamatan Sobang. Kemudian di Desa Tarumanegara Kecamatan Cigeulis.
Selanjutnya di Kampung Cimoyan, Desa Ciherang yang diakibatkan intensitas hujan yang tinggi sehingga air sungai meluap ke pemukiman, dan di Kampung Cilamis, Desa Sukasaba yang diakibatkan oleh intensitas hujan yang tinggi sehingga air sungai meluap ke pemukiman.
“Saat ini kami masih melakukan asesmen terhadap jumlah kerusakan dan korban dari bencana alam itu,” ucapnya.
Terpisah, Bencana Banjir yang melanda di beberapa wilayah Kabupaten Lebak perlahan mulai surut setelah berkurangnya intensitas curah hujan.
Masyarakat yang berada di posko pengungsian pun sudah mulai beranjak dan kembali ke rumahnya masing-masing untuk membersihkan material yang terbawa oleh genangan banjir.
“Alhamdulillah sudah mulai surut sejak dini hari tadi, pagi ini masyarakat sudah mulai pulang dari pengungsian,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama saat dikonfirmasi BANPOS, Rabu (4/1).
Ia menjelaskan, untuk Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Ciujung saat ini mencapai 420 meter di atas permukaan air laut dan debit air 539 meter kubik per detik atau turun ke level siaga II. Menurutnya, di beberapa lokasi masih terdapat genangan. Namun, tidak merendam pemukiman penduduk.
“Sejak Selasa(3/1) malam, BPBD bersama instansi terkait sudah membuat tenda pengungsian di empat lokasi di Rangkasbitung. Ini sebagai upaya respon cepat menanggapi bencana banjir yang terjadi,” jelasnya.
Ia menerangkan, perkembangan data dari BPBD Lebak dalam bencana yang terjadi yakni, Banjir terjadi di enam kecamatan dan rumah yang terendam setidaknya ada 899 Rumah.
Longsor terjadi di lima Kecamatan dan rumah yg mengalami Kerusakan ringan-Sedang setidaknya ada 15 Rumah.
Lebih lanjut, selain banjir dan longsor terdapat bencana lain seperti Pergerakan Tanah yang terjadi di empat kecamatan dan rumah yang mengalami Kerusakan ringan-Sedang setidaknya ada 19 Rumah. Serta, angin kencang yang terjadi di kecamatan Cikulur, rumah yg mengalami Kerusakan setidaknya ada dua rumah.
” Untuk kerusakan infrastruktur sendiri terjadi di tiga Kecamatan, terdapat dua titik jalan Poros Desa, empat Titik jalan Kabupaten dan satu jembatan Kayu yang rusak,” terangnya.
“Kami akan terus melakukan update dan verifikasi data lebih lanjut. Kita berharap, tidak turun hujan dengan intensitas lagi di hulu, karena khawatir debit air akan meningkat lagi,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya mengatakan, saat ini cuaca ekstrim yang melanda di Kabupaten Lebak sesuai dengan prediksi dari BMKG untuk wilayah Banten. Dengan demikian, ia menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terutama bagi mereka yang berada di wilayah pinggiran sungai.
“Kita harus senantiasa antisipatif dalam menanggapi bencana dan cuaca ekstrem ini. Harus bisa jaga kesehatan, kita dengar dan patuhi juga Himbauan dari BPBD dan instansi terkait,” kata Iti.
Terpisah, Polres Lebak ikut turun memantau sekaligus memberikan bantuan logistik kepada masyarakat terdampak bencana banjir di Kecamatan Cimarga.
Kabag SDM Polres Lebak, Kompol Nono Hartono yang memimpin kegiatan tersebut mengatakan, PJU Polres mewakili Kapolres Lebak membagikan bingkisan berupa bahan sembako untuk meringankan beban Warga Masyarakat yang terkena dampak Banjir.
“Kami akan selalu memonitor dan membantu masyarakat dalam evakuasi dan bantuan lainnya,” singkatnya.
Hal serupa dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat tanggap bencana Dinas Sosial Lebak. Kepala Dinas Sosial Lebak, Eka Darmana mengatakan, pihaknya telah mendistribusikan bantuan Logistik serta mendirikan Tenda pengungsian dan dapur umum bagi masyarakat yang terdampak banjir di beberapa wilayah yang ada di Kabupaten Lebak.
“Sejak sebelum dan awal tahun baru, tim penanganan kebencanaan sudah disibukkan dengan bencana yang ada. Tujuan kami jelas agar tak ada satupun warga penyintas yang tak mendapatkan bantuan,” kata Eka.(CR-01/RUS/PBN)
Discussion about this post