Ridi Djajakusuma
Menjabat sebagai Direktur Utama PT Krakatau Sarana Properti (KSP), menjadikan tantangan tersendiri bagi Ridi Djajakusuma. Pasalnya Ridi (sapaan akrab Ridi Djajakusuma) yang lahir di New York City dan menghabiskan sebagian besar waktu produktifnya di Washington DC, merasakan culture shock saat bergabung di perusahaan plat merah (BUMN).
Pasalnya, Ridi saat ditemui BANTEN POS mengatakan, bahwa ada pola kerja dan banyaknya birokrasi yang menjadikannya pengalaman berbeda dirasakan ketika bekerja di Washington DC.
Sehingga, saat Ridi dipercaya untuk memimpin KSP (sebelumnya bernama KIEC) yang membidangi bisnis pada lini properti industri penyediaan kavling industri dan pergudangan, lini properti komersial melalui brand Hotel & Golf The Royale Krakatau, Restoran The Surosowan, Krakatau Water World dan Lini Residensial melalui brand Pejaten Mas Estate dan Bumi Rakata Asri, merasa tertantang ingin melakukan perubahan yang lebih baik.
Sebab bagi Ridi, perusahaan yang dipimpinnya harus memberikan kontribusi yang nyata kepada PT. Krakatau Steel, sebagai induk perusahaan dan tentunya sumbangsih pendapatan untuk Negara.
“Kala itu, saat kegiatan pembukaan Rapat Kerja Rencana Anggaran Perusahaan (RKAP) PT. Krakatau Sarana Properti (KSP) 2022, saya mengajak seluruh komponen karyawan dilingkungan KSP untuk bisa beradaptasi dengan perubahan perusahaan melalui budaya baru perusahaan,” ungkap sosok yang punya hobi bermain Bola Basket, selain Basket, Ridi yang gila olah-raga ini juga bermain sepak bola, golf, tennis bahkan bermain caturpun ia ladeni. Pria Aquarius ini juga doyan bermain dengan air, karena itulah jangan heran bila melihat kulitnya terbakar matahari.
Bergabung di KSP, Saya tidak mau buat yang lebih baik karena saat ini sudah baik, lagipula fotocopy pada umumnya tidak pernah bagus dari pada aslinya. Tapi saya ingin adanya revolusi yang positif di perusahaan KSP melalui adanya perubahan. Membuat perubahan itu sudah pasti tidak nyaman, jadi kalau kerja kita nyaman saya pastikan tidak akan ada perubahan, jadi kita harus bisa nyaman dengan ketidaknyamanan.
Discussion about this post