KALBAR, BANPOS – Sebagai bangsa yang besar dengan jumlah penduduk 274 juta jiwa, Indonesia menghadapi tantangan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas pada tahun 2045.
Para mahasiswa, generasi muda, dan generasi Z, yang akan menjadi pemimpin bangsa pada masa itu perlu menyadari tantangan-tantangan tersebut.
Menghadapi tantangan itu, Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Setjen MPR, Budi Muliawan mengingatkan pentingnya generasi Z memiliki prinsip nilai-nilai Pancasila, konstitusi, dan sikap antikorupsi.
“Untuk itulah MPR mempunyai visi sebagai rumah kebangsaan pengawal ideologi Pancasila dan kedaulatan rakyat. MPR tidak pernah berhenti mensosialisasikan Pancasila, konstitusi, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai Pancasila dan konstitusi tidak hanya dibaca dan dihafalkan, tetapi perlu dipahami dan dihayati, serta diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Budi Muliawan saat menjadi narasumber “Bincang Sore” di Kampus Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Jumat (11/11).
Bincang Sore ini merupakan salah satu kegiatan dalam Festival Konstitusi dan Antikorupsi yang digelar di Untan pada 11-13 November 2022. Dalam diskusi dengan moderator Budi Prasetyo ini turut berbicara Juru Bicara MK Fajar Laksono dan Juru Bicara KPK Ipi Maryati.
Menurut Budi Muliawan, generasi muda atau generasi Z harus punya kebanggaan karena memiliki Pancasila. Sebab, dengan Pancasila, Indonesia dengan segala keragamannya bisa bertahan sampai saat ini.
“NKRI bisa selamat sampai hari ini dan masih berdiri tegak karena Pancasila,” ujarnya.
Dia memberi contoh Yugoslavia dan negara-negara Balkan yang semula negara yang bersatu saat ini sudah tercerai berai. Para pendiri bangsa sudah berikhtiar menyelamatkan NKRI.
“Para pendiri bangsa atau founding fathers sudah memberi contoh dan keteladanan dengan sikap mereka yang lebih mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan,” tutur alumni Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini.
Peristiwa Kongres II Pemuda tahun 1928 hingga Proklamasi 1945 merupakan wujud dari sikap itu. Bisa dibayangkan, bila para pendiri Bapak Bangsa mendahulukan dan mementingkan egonya. Sebelum Indonesia merdeka mereka telah memberi contoh dan teladan nyata mementingkan kepentingan bangsa di atas segalanya sehingga hingga hari ini Indonesia bisa tetap berdiri kokoh dengan keragaman adat, bahasa, budaya, dan agama.
Discussion about this post