LEBAK, BANPOS – Kontestasi dalam Pemilihan Umum (Pemilu 2024) kian mendekat, banyak bagian-bagian dari masyarakat yang mulai memposisikan diri dalam menghadapi hal tersebut. Tak terkecuali mahasiswa, mereka yang sering digadang-gadang sebagai agen perubahan mulai ditabrakkan dengan dilema antara mempertahankan idealismenya atau ikut andil dalam politik praktis. Tak jarang, para kontestan Pemilu memanfaatkan mahasiswa dan organisasinya untuk menjadi senjata rahasia dalam memenangkan pesta demokrasi.
Menanggapi dilema tersebut, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Lebak menggelar acara dialog publik dengan tema, Mahasiswa Diantara Idealisme Politik Praktis dalam Menyambut Pemilu 2024. Kegiatan tersebut digelar di Gedung Aula PKK Lebak yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai organisasi kemahasiswaan dan pemuda yang ada di Lebak.
Ketua Umum PMII Lebak, Hidayatul Mustafid mengatakan, kegiatan tersebut digelar untuk memberikan edukasi politik terhadap mahasiswa di Kabupaten Lebak dalam persiapan menghadapi pemilu 2024 mendatang.
“Mahasiswa jangan sampai apatis terhadap politik. Kita yang sering disebut sebagai agent of change harus bisa memposisikan diri baik secara pengawalan maupun terjun langsung,” kata Mustafid kepada BANPOS, Jumat (4/11) di Aula PKK Lebak.
Mustafid menjelaskan, mahasiswa dan pemerintah daerah harus bisa bersinergi dalam menyambut Pemilu 2024. Menurutnya, pesta demokrasi ini harus dikawal oleh tiap-tiap unsur masyarakat sehingga Pagelarannya dapat sukses dan tak ada lagi kekisruhan seperti pemilu sebelumnya.
“Karena demokrasi menurut kami ini ruang yang dinamis bagi mahasiswa dan pemuda, selain menjadi kontrol sosial juga bisa menjadi relawan demokrasi atau penyelenggara pemilu sekalipun (Panwascam, PPK),” jelas Mustafid.
Salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut, Ketua Pokja Pembentukan Panwascam, Deni Wahyudin menerangkan tentang mekanisme pembentukan Panitia Pengawas Pemilu. Ia menerangkan, mahasiswa memiliki peran penting dalam penyuksesan pemilu. Baik dari sisi penyelenggaraan maupun dari sisi dukungan terhadap peserta pemilu.
“Iya alhamdulillah ada mahasiswa juga yang ikut dalam pengawas, mahasiswa memang selalu menjadi incaran dalam pemilu. Karena peran dan posisinya di masyarakat, tak jarang banyak yang direkrut untuk jadi tim pemenangan,” terang Deni.
Meskipun demikian, Deni mengatakan hal tersebut adalah suatu kewajaran yang tak bisa dielakkan. Pasalnya, para peserta pemilu pasti akan mencari dukungan sebanyak mungkin agar menang.
“Iya itu sah-sah saja, selama tak ada kecurangan hal tersebut masih legal,” kata Deni.
Sementara itu, Asisten Daerah (Asda) 1 Kabupaten Lebak, Alkadri mengatakan, peranan pemerintah dalam pemilu mendatang adalah melakukan monitoring baik saat persiapan hingga penutupan. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Lebak berupaya memfasilitasi kebutuhan untuk penyelenggaraan Pemilu 2024.
“Iya dari hal-hal tersebut, kita sadari pentingnya peran mahasiswa untuk menjaga kestabilan dan kesehatan dalam Pemilu mendatang. Sebab suksesnya Pemilu 2024 atas kinerja bersama, bukan hanya milik KPU atau Bawaslu saja,” tandasnya.(MG-01/PBN)
Discussion about this post