PANDEGLANG, BANPOS – Direktur Akademi Anti Korupsi Indonesia, Ade Irawan mengatakan, institusi pendidikan memegang peranan penting dalam pencegahan korupsi. Untuk itu Ade berharap peranan ini dioptimalkan sehingga korupsi bisa dicegah sejak dini.
“Bangsa ini rusak salah satunya oleh korupsi yang menyasar semua lini. Lembaga pendidikan harus segera menyadari ini dan mengoptimalkan internalisasi nilai anti korupsi. Kami lihat, pendidikan masih abai dengan persoalan ini sehingga dampaknya bisa disaksikan sendiri, korupsi jadi budaya,” demikian kata Ade Irawan dalam diskusi dan bedah buku pendidikan anti korupsi yang digelar Nalar Pandeglang dan ICW di Nur Cafe, Pandeglang, Jumat (13/12).
Mantan Wakil Koordinator ICW ini menjelaskan, pendidikan tempat memanusiakan manusia, disamping tempat melembagakan nilai melawan korupsi.
“Sayangnya peran melawan korupsi ini tidak dilakukan sekolah, karena lembaga pendidikan terjebak pada formalitas. Fenomena ini harus kita pikirkan untuk mencarikan solusinya,” ujarnya.
Pemateri diskusi dan bedah buku pendidikan anti korupsi, Bambang Wisodo dan Jimmy Paat dalam diskusinya memaparkan, konsep pendidikan ala Ki Hajar Dewantara yakni pendidikan yang memerdekakan.
“Pendidikan yang memerdekakan tidak mudah akan terbentur dengan beberapa masalah seperti sistem negara. Kami mengkampanyekan pendidikan yang memerdekakan ala Kihajar ini dalam rangka menjadikan institusi pendidikan berdampak pada pencegahan dan perlawanan korupsi,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Pandeglang, Khatibul Umam yang hadir atas nama pendidik mengapresiasi langkah Nalar Pandeglang melakukan gerakan pencegahan korupsi lewat pendidikan.
“Saya merasakan betul bagaimana beratnya mendidik, apalagi memberikan penyadaran untuk tidak korupsi. Namun masyarakat harus tetap optimis, bahwa pendidikan ke depan akan lebih baik. Apalagi menteri pendidikannya tergolong muda dan revolusioner dalam bidang pendidikan,” kata Umam.(dhe)
Discussion about this post