SERANG, BANPOS – Kecamatan Kasemen berada di posisi kedua kasus stunting tertinggi di Kota Serang dengan jumlah 439 kasus. Data yang bersumber dari Dinkes Provinsi Banten itu menunjukkan Kelurahan Banten terbanyak kasus stunting yaitu 134 kasus, dan paling sedikit kasus Kelurahan Bendung dengan satu kasus stunting.
Berdasarkan rincian, disebutkan bahwa Kelurahan Sawah Luhur sebanyak 74 kasus, Kelurahan Kasemen 73 kasus, Kelurahan Kasunyatan 54 kasus, Kelurahan Margaluyu 47 kasus, Kelurahan Kilasah 40 kasus, Kelurahan Warungjaud 9 kasus, Kelurahan Masjid Priyayi 4 kasus, dan Kelurahan Terumbu 3 kasus stunting.
Camat Kasemen, Ahmad Nuri, mengaku telah melakukan konsolidasi dengan Walikota Serang, Syafrudin dalam rangka menekan angka stunting di wilayahnya. Pihaknya telah melakukan pemetaan dan meminta kepada para lurah agar mengetahui secara persis kasus stunting di kelurahannya.
Tak sampai disitu, pihaknya akan menyiapkan dapur gizi sekaligus dengan perangkat-perangkatnya, bekerja sama dengan Puskesmas-Puskesmas yang ada. Untuk teknisnya, para lurah memberikan gambaran bahwa di kampungnya ada kasus stunting dengan melakukan cek data, kemudian membuat dapur gizi.
“Cek data yang sesungguhnya dengan pihak Puskesmas, menyiapkan dapur gizi itu untuk masyarakat yang ada di sekitar. Di kelurahan-kelurahan sudah menyiapkan, jadi kita ngedrop perangkat-perangkatnya seperti dapur timbang, susu, nanti kita siapkan bekerjasama dengan Puskesmas,” ungkapnya, Selasa (12/7).
Nuri mengatakan bahwa dapur gizi disiapkan pada pekan terakhir di bulan Juli. Langkah awal, pihaknya bekerja sama dengan semua stakeholder dan pada lurah wajib untuk menyiapkan dapur gizi.
“Kecamatan Kasemen akan menyiapkan dapur gizi dan akan kita dorong kepada masyarakat melalui sosialisasi secara intens. Menjelaskan apa saja yang menyebabkan stunting, dipastikan masyarakat yang anaknya mengalami stunting, dilakukan penanganan dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Menurutnya, penanganan dan pencegahan stunting lebih efektif dimulai sejak proses pernikahan. Dilihat dari usia calon pengantin saat akan menikah, memberikan pemahaman agar menjaga gizi dan Kesehatan serta kebersihan, kemudian melibatkan para ulama untuk memberikan pemahaman tersebut kepada masyarakat luas.
Discussion about this post