PETA politik Pilkada Kota Serang mendatang sedikit demi sedikit mulai terungkap. Sejumlah pihak mulai berani untuk membuka gambaran peta tersebut. Dalam peta politik tersebut, skema muncul memanglah duel Aje Kendor. Diantara duel tersebut, muncul sejumlah nama yakni Ketua DPD II Partai Golkar Kota Serang, Ratu Ria Maryana dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Serang, Nanang Saefudin.
Nama Ratu Ria Maryana muncul selain karena adanya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang partainya Ria yakni Partai Golkar merupakan anggotanya, juga karena tradisi yang kerap digunakan oleh keluarga Trah Rau. Tradisi tersebut yaitu mengambil birokrat sebagai pasangan dalam kontestasi politik.
Tradisi itu dapat dilihat dari pencalonan Ratu Atut Chosiyah sebagai Gubernur Banten dengan menggandeng Mohammad Masduki sebagai wakilnya. Masduki diketahui merupakan birokrat di Provinsi Jawa Barat. Jabatan terakhirnya yakni Kepala Dinsos Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, tradisi menggandeng birokrat pun dapat dilihat pada pencalonan Ratu Tatu Chasanah sebagai Bupati Serang dengan menggandeng Pandji Tirtayasa dan pencalonan Tb. Haerul Jaman sebagai Walikota Serang dengan menggandeng mantan Sekda Kota Serang, Sulhi Choir.
Tradisi tersebut digadang-gadang akan kembali diterapkan pada pencalonan Ratu Ria Maryana. Dengan tradisi itu, maka terdapat dua orang yang disebut dapat berpasangan dengan Ratu Ria Maryana. Keduanya yakni Syafrudin dan juga Nanang Saefudin.
“Pilihannya jika mau jadi Walikota, Ratu Ria bisa menggandeng Nanang. Kalau cukup jadi Wakil Walikota, bisa berpasangan dengan Syafrudin. Karena Syafrudin tetap dianggap birokrat dengan pengalaman kerjanya yang cukup lama,” ujar salah satu sumber BANPOS di lingkungan DPRD Kota Serang.
Sumber BANPOS tersebut juga mengatakan bahwa Nanang saat ini tengah didekati oleh sejumlah Partai Politik. Meskipun belum pasti, namun tidak menutup kemungkinan Nanang memang akan dipinang untuk maju dalam kontestasi Pilwalkot mendatang.
Hal itu diperkuat oleh sumber BANPOS di lingkungan Pemkot Serang. Sumber BANPOS yang merupakan pejabat Eselon itu mengaku bahwa Nanang saat ini sudah mulai berani ‘membangkang’ terhadap Syafrudin. Disebutkan bahwa hal itu akibat kedekatannya dengan salah satu Parpol.
Discussion about this post