Meski memiliki aktivitas yang segudang serta mengurus rumah tangga, nyatanya tak membuat Wanita yang memiliki nama lengkap Ivoni Nila Krisnawati ini tak terlihat seperti usia diatas 50 tahun. Bahkan, dengan berbekal pendidikan di Akademi Seni Tari Bandung yang dienyamnya, membuat dirinya tak menyangka jika hobinya menari tersebut mendapatkan apa yang diinginkannya.
Saat ditemui, Ivoni sapaan akrabnya mengatakan, bahwa menari tidak hanya sekedar bergerak mengikuti irama musik saja, melainkan juga dapat menjaga kesehatan. Salah satu jenis tarian yang kini makin digemari masyarakat adalah line dance, tarian yang indah dipandang mata dan mengasyikkan.
Diketahui, Line dance merupakan tarian yang berasal dari Amerika Serikat yang berakar dari country dance. Adapun konsep dalam line dance sendiri hampir mirip dengan poco-poco. dan mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 2008 lalu.
“Dari aku SD (Sekolah Dasar), sudah tahu dance cha-cha, dan dari SD saya sudah bisa menciptakan tari,” kata Ivoni saat ditemui usai melakukan pertunjukan Line Dance di salah satu supermarket di Kota Cilegon.
Bakat menari yang turun dari ayahnya tersebut, ternyata sampai Ivoni memasuki remaja dan kuliah, mampu mengumpulkan pundi-pundi uang.
“Awalnya sih ingin mencari sehat, tapi malah dapat rejeki. Sejak masih duduk dibangku SMA, saya sudah nyari uang sendiri dengan melatih anak-anak SD dan SMP nari. Dan saya juga sempat menjadi guru ekstrakurikuler Al Azhar Cilegon, guru tari. Selain itu, saya setiap hari Jumat juga ngajar senam di kantor-kantor di waktu senggang saya ngajar anak sekolah privat nari. sampai-sampai ibu saya bilang, bahwa keringat saya itu uang,” terang Ivoni yang bersuamikan Erwanto.
Dan sejak 11 tahun silam atau tepatnya tahun 2011, Ivoni tertarik dengan Line Dance yakni, semacam olahraga yang membentuk suatu koreografi tari dan digerakkan oleh hitungan musik tertentu, seperti salsa, cha-cha, rumba, waltz, hip hop, jazz, country, dan lain-lain.
“Line Dance ini dapat dikoreografikan dengan semua jenis musik. tidak hanya musik-musik di luar negeri saja, bahkan dengan musik atau lagu-lagu daerah juga bisa. Seperti Jaipongan, keroncongan. Semuanya bisa,” katanya.
Discussion about this post