SERANG, BANPOS – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah melakukan audit keuangan tahun 2021 PT Agro Bisnis Banten Mandiri (ABM). Hasilnya, perusahaan plat merah milik Pemprov Banten mengalami kerugian miliaran rupiah.
Tak hanya itu saja, ada kegiatan perusahaan yang dilakukab oleh PT ABM dilakukan tidak di depan notaris alias dibawah tangan.
Ketua Perkumpulan Maha Bidik Indonesia, Ojat Sudrajat dalam siaran persnya pekan lalu membenarkan adanya temuan BPK yang menyebutkan PtT ABM selama dua tahun terakhir mencapai Rp2 miliar lebih.
“Pada tahun 2021 BUMD milik Pemprov Banten itu mengalami kerugian Rp1, 838 miliar sedangkan pada tahun sebelumnya atau tahun 2020 PT ABM juga merugi sebesar Rp432, 042 juta Sehingga selama dua tahun berjalan total kerugian PT ABM mencapai Rp2, 270 miliar,” kata Ojat.
Dan berdasarkan laporan keuangan resmi PT ABM yang kami dapatkan lanjut Ojat, dari total modal dari Pemprov Banten sebesar Rp75 miliar, sebesar Rp42,5 miliar diantaranya didepositokan di Bank Banten. Kemudian kata dia, bunga dari deposito tersebut dianggap sebagai pendapatan. “Yang menjadi pertanyaan kemudian, apakah boleh modal usaha itu didepositokan,” imbuhnya.
Selanjutnya, dari biaya Operasional yang ada dipakai untuk gaji karyawan, THR dan bonus serta tunjangan jabatan dengan nilai mencapai Rp2,253 miliar dari total beban usaha sebesar Rp3, 678 miliar atau sebesar 61,27 persen,” jelasnya.
Ojat Sudrajat juga menerangkan, ada juga KSO atau piutang kerjasama yang nilainya mencapai Rp12, 232 miliar dengan perjanjian yang diduga kuat dibuat di bawah tangan atau tidak dibuat didepan notaris
“Yang menjadi pertanyaan bagi saya, jika modal didepositokan dan di-KSO-kan dengan mengharapkan laba berdasarkan Perda, kok saya tidak melihat sebagai main core PT ABM,” ujarnya
Berdasarkan data dari website PT ABM, terangnya, ada tiga main core, yakni farmasi development, rock milling plant dan agro hub & logistik.
“Harus ada langkah tegas dari Pemprov Banten sebagai pemegang saham. Data detail akan saya sampaikan lebih lanjut berikut analisisnya. Pada waktunya akan kami buka semua,” pungkasnya.
Direktur Utama PT ABM, Saeful Wijaya hingga berita ini diturunkan tidak menjawab pesan yang dikirim BANPOS.(RUS/PBN)
Discussion about this post