PANDEGLANG, BANPOS- Kasus hepatitis yang menjangkit kepada anak-anak baru-baru ini sedang menjadi sorotan. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan kasus hepatitis akut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Kasus ini sudah menyerang anak-anak di belahan dunia seperti di Eropa, AS, Asia, hingga Indonesia.
Untuk mencegah terjadinya kasus positif hepatitis misterius yang berasal dari Eropa, Pemprov Banten meminta agar orang tua tidak ragu anaknya diberikan vaksin hepatitis secara lengkap. Hal itu agar imun anak dapat terbangun untuk mencegah terjangkit oleh penyakit tersebut.
Demikian disampaikan oleh Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy. Andika mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penyakit hepatitis misterius itu, meski belum ditemukan kasus positif di Banten.
“Kami saat ini sedang mengkaji, tapi kemarin kami sudah informasikan untuk mengantisipasi hepatitis misterius ini,” ujarnya saat ditemui di Pendopo Gubernur Banten, Selasa (10/5).
Andika mengatakan, hepatitis misterius itu seringkali menyerang anak-anak. Oleh karenanya, Andika yang sebentar lagi akan lengser tersebut pun meminta kepada para orang tua, agar dapat melengkapi vaksin hepatitis bagi anak-anaknya.
“Kan ini lebih menyerang kepada anak, jadi kami imbau kepada orang tua untuk dapat melengkapi vaksinasi anaknya,” ucap Andika.
Menurut Andika, segala informasi mengenai penyakit hepatitis misterius itu sudah dipublikasikan melalui situs Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, termasuk berkaitan dengan pemberian vaksin hepatitis bagi anak.
“Dari umur 0-6 bulan apa saja yang harus diberikan (vaksinnya), sampai umur 5 tahun atau bahkan sampai 6 tahun. Jadi harus diketahui oleh para orang tuanya dan orang tuanya mau untuk dapat memvaksinasi anaknya,” jelas politisi Golkar itu.
Jika para orang tua ingin memberikan vaksin kepada anaknya, Andika pun mengatakan bahwa tidak perlu ambil pusing. Cukup datangi Dinkes untuk mendapatkannya. “Pelayanan vaksin ada di Dinas Kesehatan,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban meminta agar masyarakat mewaspadai kemunculan hepatitis misterius tersebut. Karena penyakit tersebut banyak menyerang anak-anak dan belum diketahui penyebabnya.
“Kewaspadaan terhadap penyakit tersebut harus terus ditingkatkan setelah tiga pasien anak yang dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta meninggal dunia dengan waktu yang berbeda. Dengan rentang waktu dua pekan hingga 30 April 2022 lalu,” kata Tanto kepada awak media beberapa waktu lalu.
Meskipun meninggalnya tiga pasien anak tersebut belum disertai hasil laboratorium penyakit hepatitis, lanjut Tanto, namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang telah menyalakan alarm kewaspadaan.
“Kita telah meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) dan RSUD Berkah Pandeglang untuk gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan menyediakan ruang khusus bagi anak,” terangnya.
Tanto menambahkan, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Dinkes dan sejumlah fasilitas Kesehatan seperti klinik, Puskesmas dan RSUD Berkah untuk siaga hepatitis akut tersebut.
“Meskipun belum ada hasil diagnosa yang pasti dari World Health Organization (WHO) atau organisasi Kesehatan dunia. Namun pemerintah daerah telah melakukan persiapan apabila hal itu terjadi di Kabupaten Pandeglang,” ungkapnya.
Wali Kota Cilegon Helldy Agustian menyatakan, di Kota Cilegon belum ada kasus hepatitis akut. “Belum ada di Cilegon, belum ada laporan masuk dari faskes-faskes yang ada di Kota Cilegon, rumah sakit, puskesmas dan rumah sakit swasta lainnya,” kata Helldy kepada awak media usai donor darah di Aula Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon, Selasa (10/5).
Meski demikian, kewaspadaan terhadap virus hepatitis akut yang sudah mulai masuk di Indonesia tetap dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon. “Yang pertama, kita diskusi perihal mengenai kota sehat, dan juga antisipasi mengenai hepatitis akut juga,” ujarnya.
Antisipasi masuknya hepatitis akut di Kota Cilegon tetap dilakukan Pemerintah Kota Cilegon melalui Dinkes Cilegon. “Hepatitis Ini banyak menyerang anak kan, Dinkes juga sudah antisipasi, waspada,” pungkasnya.
Dinkes Provinsi Banten mengimbau masyarakat untuk berhati-hati. “Dinkes Provinsi Banten meminta warga waspada akan penyakit hepatitis misterius yang menyerang anak-anak,” ujar Kepala Dinkes Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Ati mengatakan, WHO menyatakan penyakit tersebut sebagai KLB setelah menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia sejak 15 April 2022. Kendati demikian, Ati mengaku saat ini belum ada kasus yang ditemukan di Banten.
“Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Direktur RSUD Berkah Pandeglang, Kodiat Juarsa mengatakan, untuk mengantisipasi adanya pasien hepatitis akut, pihaknya telah menyiapkan ruangan khusus.
“Meskipun telah menyiapkan ruangan khusus untuk mengantisipasi adanya pasien hepatitis akut, namun fasilitas pemeriksaan penunjang diagnosis belum memadai. Sehingga pasien tersebut harus dilakukan rujukan ke rumah sakit lain yang fasilitasnya lebih lengkap,” katanya.
Kepala Dinkes Kota Cilegon Ratih Purnamasari mengatakan, sosialisasi terkait bahaya hepatitis akut serta cara pencegahan sudah dilakukan. “Kita sudah buat promosi kesehatan, melalui Instagram atau di Facebook. Masing-masing puskesmas juga sudah mempunyai inovasi informasi mengenai hepatitis akut,” tuturnya.
Dinkes Kota Cilegon juga akan melakukan sosialisasi dan rapat kepada seluruh fasilitas kesehatan di Kota Cilegon dengan menghadirkan dokter ahli dari Kementerian Kesehatan RI dan dokter anak, pada Kamis (12/5) esok. “SOP penatalaksanaan kasus seperti apa, itu ada di rumah sakit atau fasilitas kesehatan, nanti Kamis (12 Mei 2022) juga akan sampaikan,” terangnya.
Dibagian lain, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banten, Ongky Sedya Dwi Sasangka menerangkan, pihaknya dalam upaya pencegahan dan antisipasi hepatitis akut akan melakukan edukasi atau promosi kesehatan di pelabuhan yang ada di Banten. Salah satu yang akan dilakukan akan menggandeng asosiasi perusahaan pelayaran di Pelabuhan Merak yakni Gapasdap Merak untuk mengedukasi penumpang kapal terkait informasi penyakit hepatitis akut anak yang sampai saat ini belum diketahui penyebabnya.
Ongky menyatakan, promosi kesehatan hepatitis akut menyasar penumpang di Pelabuhan Merak sangatlah penting dilakukan. Agar penumpang dapat cepat sadar dan melakukan pencegahan apabila menemukan gejala hepatitis akut.
Sebagai perpanjangan tangan pemerintah, KKP Banten tidak hanya kepada penumpang kapal tetap juga menginformasikan kepada masyarakat luas untuk dapat mengenali gejala hepatitis akut anak misterius itu. “Kita perlu menginformasikan gejala yang harus diketahui masyarakat. Seperti gejala awal itu mual, muntah, diare berat dan demam ringan. Di samping itu ada gejala yang agak lanjut. Diantaranya, air kencingnya berwarna pekat warnanya seperti air the, kemudian BAB-nya berwarna putih pucat, warna mata yang tadinya putih menjadi warna kuning. Kemudian kulit juga berwarna kuning. Ada juga gangguan pembekuan darah, kejang dan kesadaran menurun,” paparnya.
Ongky menuturkan, jika masyarakat dalam hal ini orang tua menemukan gejala seperti itu pada anak untuk segera membawa ke rumah sakit atau puskesmas. “Kalau ada gejala itu, langsung bawa ke rumah sakit atau puskesmas. Karena gejala kalau tidak ditangani akan mengakibatkan penyakit menjadi lebih berat,” tuturnya.
Ia menyatakan, terdapat upaya pencegahan yang perlu diketahui agar Hepatitis akut tidak terjangkit pada anak. Cara pencegahan salah satunya tidak jauh berbeda dengan penerapan Prokes Covid-19 yakni menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan rutin mencuci tangan dengan sabun.(LUK/DZH/RUS/PBN)
Discussion about this post