CILEGON, BANPOS – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatatkan kinerja solid sepanjang 2021. Perseroan membukukan pendapatan USD 2,6 miliar atau sekitar Rp 37 triliun (kurs Rp 14.343 per USD).
Pendapatan perseroan naik 42,8 persen dibandingkan 2020 sebesar USD 1,8 miliar. Pendapatan bersih Chandra Asri Petrochemical meningkat terutama karena harga penjualan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Selama 2021 harga Polyethylene, Polypropylene, dan Styrene Monomer naik masing-masing menjadi USD 1,253/T, USD 1,446/T, dan USD 1,182/T dari USD 902/T, USD 1,023/T, dan USD 780/T pada 2020. Volume penjualan relatif stabil di level 2,211 ton.
Sejalan dengan kenaikan itu, beban pokok pendapatan juga meningkat, menjadi USD 2,2 miliar dari USD 1,64 miliar karena harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi. Sehingga diperoleh laba kotor sebesar USD 345 juta, naik 108,9 persen dari posisi 2020 sebesar USD 165,1 juta.
Setelah dikurangi pajak, perseroan berhasil mengukuhkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 152,2 juta atau Rp 2,18 triliun. Naik 195 persen dibanding 2020 sebesar USD 51,53 juta.
“Chandra Asri mencatat EBITDA FY 2021 sebesar USD 356.2 juta, naik 91 persen year-on-year. Ini diterjemahkan menjadi laba bersih setelah pajak FY 2021 sebesar USD 152.0 juta, sekitar 3 kali lipat dari USD 51.5 juta yang tercatat pada FY 2020, dan 195 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya,” ujar Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Suryandi dalam keterbukaan informasi Bursa.
Dari sisi aset perseroan hingga Desember 2021 tercatat sebesar USD 4,99 miliar, naik 38,9 persen dibanding akhir Desember 2020. Terdiri dari aset lancar USD 2,93 miliar dan aset tidak lancar USD 2 miliar.
Liabilitas perseroan pada periode yang tercatat sebesar USD 2 miliar atau naik 16 persen dibanding posisi akhir Desember 2020. Terdiri dari liabilitas jangka pendek USD 931,8 juta dan liabilitas jangka panjang USD 1,13 miliar.
Discussion about this post