SERANG, BANPOS- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memegang peranan penting dalam penanggulangan bencana, pun dalam memberi edukasi kepada masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana.
Untuk meminimalisir banyaknya korban dalam bencana alam, BPBD melakukan sosialisasi dan juga pelatihan untuk masyarakat agar lebih sigap ketika ada bencana.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Serang, Nana Sukmana, mengungkap bahwa dalam sosialisasi bencana, BPBD sudah memiliki bidangnya tersendiri.
“Kalau berbicara sosialisasi, kita punya bidang kesiapsiagaan pencegahan, tentunya sepanjang tahun BPBD melakukan pembinaan, apakah membentuk desa tangguh bencana, membentuk relawan-relawan bencana, melakukan simulasi-simulasi bencana, membentuk sekolah tangguh bencana, sekolah aman bencana, itu bentuk sosialisasi,” ujarnya.
Nana juga mengatakan bahwa sosialisasi kebencanaan selalu dilakukan oleh BPBD sepanjang tahun.
“Dan itu kita lakukan sepanjang tahun, ada bencana atau tidak ada bencana, contoh misalnya tsunami kita lakukan ekspedisi tsunami, legitimasi bencana, pemaknaan bencana, dan itu dilaksanakan setiap tahun ada atau tidak ada anggaran itu wajib,” tuturnya.
Ia juga menuturkan bahwa BPBD berencana akan membentuk professional disaster di instansi terkait.
“Bahkan kita di tahun ini mencoba membentuk professional disaster untuk industri, pariwisata, serta sekolah. Jadi, nanti industri-industri nanti punya 10 atau 20 orang professional disaster yang kita latih,” paparnya.
Ia pun menekankan bahwa professional disasters yang akan dibentuk oleh BPBD bukan hanya siap secara personil, namun juga mapan dalam segi sarana prasarana.
“Mereka bukan hanya punya SDM-nya, tapi sarana prasarana juga punya. Nah ketika jadi bencana, mereka bisa kita turunkan dengan bendera-benderanya masing-masing,”
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Boyatno, menuturkan bahwa pihak BPBD Kabupaten Serang telah memiliki kelompok binaan, salah satunya adalah Keluarga Masyarakat Siaga Banjir (KMSB).
“KMSB-nya ada di wilayah Serang Barat-Serang Timur, nah itu kegiatannya dilakukan di satu tempat, bisa di kecamatan bisa di hotel,” ungkapnya.
Ia pun mengungkap bahwa sampai saat ini ada lebih dari 300 peserta yang mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh BPBD.
“Sampai saat ini total pesertanya 377, itu gabungan, ga cuma KMSB aja,” terangnya.
Boyatno pun mengungkap bahwa pelatihan yang diadakan oleh BPBD ini sebenarnya terpatok pada anggaran.
“Pelatihan ya sesuai dengan anggaran, prinsipnya sebenernya mereka sendiri juga sudah mengawali kegiatan-kegiatan secara mandiri, posisi kita ya supporting,” katanya.
Namun, Boyatno pun menuturkan bahwa sosialisasi ini bisa diakali dengan membangun kerjasama dengan pihak lain.
“Betul, tapi kita tidak lepas dari anggaran, tapi walaupun tidak ada anggaran tapi kita tetap melaksanakannya, nah itu menjadi kewajiban kita. Ketika ada anggaran Alhamdulillah, ga ada anggaran ya kita laksanakan, kita inisiasi dengan lembaga dan NGO lain,” tandasnya.
Discussion about this post