CILEGON, BANPOS – Guna mencetak generasi tangguh dan berkualitas, PAUD Al Kautsar menerapkan pembelajaran yang berbeda dari yang lain, yaitu melakukan metode sains, engineering, art dan math (STEAM).
Kepala Sekolah PAUD Al Kautsar Farida Aryani Kangiden mengatakan, bermain bagi anak usia dini merupakan suatu proses belajar untuk mendapatkan pengalaman secara langsung dan menyenangkan.
Maka itu lanjut Farida, PAUD Al Kautsar menggunakan metode bermain loose parts. Dimana bahan untuk bermain sangat mudah didapat, dibawa, digabungkan, dirancang ulang, dipisahkan, dan disatukan kembali dengan berbagai cara.
Karena bermain juga penting bagi anak untuk meningkatkan seluruh aspek perkembangan anak seperti nilai agama dan moral, sosial emosional, bahasa, kognitif, fisik motorik, serta seni.
Melalui bermain anak dapat mengekspresikan kreativitasnya, merasakan objek dan tantangan dalam menemukan sesuatu dengan cara yang baru sehingga semua aspek perkembangan anak dapat berkembang secara optimal.
“Pembelajaran yang kita lakukan berbasisnya karakter, pendekatannya dengan model pembelajarannya dengan STEAM artinya lima disiplin ilmu yang digabungkan menjadi satu kekuatan besar dan STEAM ini kita lakukan tidak terpisah pisah tapi dilakukan dalam satu kegiatan main anak,” terangnya.
“Kemudian media bermainnya kita support menggunakan loose parts. Jadi semua benda, semua bahan yang bisa digabungkan bisa dikelompokkan, bahan-bahan lepas, bisa dikaitkan, bisa disusun, terus kemudian dibongkar lagi,” sambungnya.
Selain mudah didapatkan, kata Farida metode loose parts juga kaya dengan nutrisi sehingga mengasah sensor motorik kepada anak-anak.
“Bisa dari potongan kayu, bisa dari balok, bisa dari batu bermacam-macam batu, bentuknya, warnanya, ranting, terus ada dahan, daun, kerang, karang, pasir artinya semua media yang mudah kita temukan di alam. Kenapa saya menggunakan loose parts karena loose parts ini kaya dengan nutrisi, kemudian teksturnya karena anak ini belajar lewat sensorik motornya,” kata Farida yang baru lulus sebagai Pelatih Ahli Sekolah Penggerak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Discussion about this post