SERANG, BANPOS- PPKM Darurat membuat terjadinya peralihan penumpukan sampah di Kota Serang. Sebelumnya, penumpukan sampah terjadi di restoran dan mal, namun saat ini beralih ke perumahan-perumahan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang, Ipiyanto, mengatakan bahwa sebelum dilakukannya PPKM Darurat, tumpukan sampah kerap terjadi di restoran dan mal. Namun pasca-penerapan PPKM Darurat, penumpukan justru terjadi di perumahan.
“Terkait sampah di masa PPKM Darurat, ada sedikit perbedaan. Perbedaan itu yakni sampah yang berserakan dan menumpuk kini pindah ke perumahan,” ujarnya saat dikonfirmasi awak media, Kamis (21/7).
Menurutnya, perubahan tersebut lantaran dalam kebijakan PPKM Darurat, tidak diperkenankan untuk melayani makan ditempat bagi pedagang atau pelaku usaha. Sehingga masyarakat lebih banyak memesan makan melalui aplikasi online.
“Banyak pola yang berubah selama PPKM darurat ini, termasuk pola makan yang biasanya banyak makan di mal atau restoran kini memesan dengan cara online,” katanya.
Ia menuturkan, sampah paling banyak berada di wilayah yang padat penduduk, seperti Kecamatan Serang, dan Cipocok Jaya. “Kecamatan Kasemen juga cukup banyak tapi tidak lebih banyak dari Serang dan Cipocok Jaya,” terangnya.
Bahkan akibat dari terlalu banyaknya sampah di perumahan dan perkampungan, Ipiyanto mengaku bahwa banyak masyarakat yang meminta permohonan pengadaan gerobak sampah.
“Sampai saat ini sudah ada 10 perwakilan warga atas inisiatif lurah atau RT. Ini menunjukkan bahwa kondisi sampah di perumahan sudah mulai penuh,” tuturnya.
Namun sayang, pihaknya belum bisa memberikan bantuan tersebut. Sebab hingga saat ini, DLH Kota Serang belum menganggarkan pengadaan yang bersifat bantuan bagi masyarakat.
“Yang jadi persoalan kebutuhan gerobak itu penunjang tugas kami, itu akan kami konsultasikan apakah DLH boleh menyediakan bagi masyarakat. Kami tidak tahu harus berbuat apa, karena belum menganggarkan untuk kegiatan yang bersifat bantuan masyarakat,” tandasnya. (DZH/AZM
Discussion about this post