“Ini peluang besar bagi Nganjuk untuk meningkatkan kontribusi. Dengan dukungan benih unggul seperti Davina F1 dan pendampingan intensif, produktivitas petani bisa dilipatgandakan,” ujarnya.
Menurut Rudy, melon dengan kadar manis sedang dan bertekstur lembut seperti Davina F1 akan semakin relevan dengan tren konsumsi masyarakat yang kini lebih peduli terhadap pola makan sehat.
Glenn menambahkan, Jawa Timur sangat potensial untuk menjadi sentra melon unggulan. Davina F1 telah dibuktikan mampu tumbuh baik di berbagai wilayah, mulai dari Madiun hingga Banyuwangi.
“Kami targetkan produksi mencapai 45 ton per hektare. Selain benih unggul, kami juga siapkan tenaga lapangan untuk membantu petani dari awal tanam hingga panen,” jelasnya.
Melon Davina F1 memiliki sejumlah keunggulan. Yakni, tahan terhadap virus yang umum menyerang melon lokal; cepat panen yakni sekitar 55–60 hari setelah tanam.
E-Paper BANPOS Terbaru
Kemudian, ideal untuk tanam intensif dan cocok di lahan sempit sekalipun; buah kokoh dan tahan simpan, sesuai standar pasar ritel dan ekspor.
Petani Puas, Panen Tiga Kali Setahun
Petani asal Nganjuk, Suharyadi, menjadi salah satu contoh keberhasilan adopsi melon Davina F1 di tingkat petani kecil.
“Sudah setahun saya tanam Davina F1. Dalam 60 hari sudah bisa panen, jadi setahun bisa panen tiga kali. Hasilnya lebih banyak dan lebih bagus dibanding jenis melon sebelumnya,” ujar Suharyadi.
Bagi Suharyadi dan ratusan petani lainnya, Davina F1 bukan sekadar varietas baru, tapi harapan baru untuk meningkatkan pendapatan dan keberlanjutan usaha tani hortikultura di tengah tantangan iklim dan pasar yang dinamis. (RM.ID)
Discussion about this post