Menurut dia, hasil pemantauan selama 15 minggu pelaksanaan program di Kota Bogor menunjukkan adanya peningkatan rata-rata IMT menurut umur. Hal serupa juga terjadi di Aceh.
“Status gizi siswa sekolah dasar penerima Program MBG menunjukkan perbaikan ke arah status gizi yang lebih baik,” tutup Ikeu.
Di sisi lain, Pemerintah terus mengakselerasi transformasi digital dalam pelaksanaan MBG. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyebut digitalisasi sebagai elemen kunci keberhasilan program berskala nasional ini.
“Intervensi digital dalam MBG adalah keniscayaan, karena kita akan memberi makan sekitar 82 juta anak di akhir 2025,” kata Nezar di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Menurut Nezar, keberhasilan program sangat bergantung pada integrasi data dari hulu ke hilir. Mulai dari rantai pasok bahan makanan, standar gizi, distribusi logistik, hingga pelaporan dan pengaduan masyarakat.
E-Paper BANPOS Terbaru
Dengan sistem pemantauan digital real-time, potensi kesalahan, manipulasi, dan pemborosan anggaran dapat ditekan secara signifikan. Selain itu, koordinasi antara pusat dan daerah akan berjalan lebih efektif dan akuntabel.
“MBG bukan sekadar makan gratis, tapi investasi jangka panjang untuk membangun generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Nezar.
Ia optimistis, dengan konektivitas digital yang menjangkau lebih dari 97 persen wilayah berpenghuni, manfaat program MBG akan sampai ke seluruh anak Indonesia tanpa terkecuali.
“Jika ada komplain masyarakat, misalnya terkait kualitas makanan, sistem monitoring akan langsung merespons. Semua tercatat dan terpantau,” pungkasnya. (RM.ID)
Discussion about this post