Oleh: Cecep Abdul Hakim
Akademisi Universitas Bina Bangsa
PADA tanggal 14 Juli 2025, pemerintah Indonesia meluncurkan program ambisius yang dikenal dengan nama Sekolah Rakyat, yang dilaksanakan serentak di 63 titik lokasi di seluruh negeri. Program ini bertujuan untuk memberikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, yang selama ini terkendala oleh faktor ekonomi dalam memperoleh pendidikan yang layak. Sekolah Rakyat hadir dengan konsep sekolah berasrama gratis yang menyediakan fasilitas belajar, makanan, dan kebutuhan dasar lainnya.
Namun, meskipun diluncurkan dengan semangat yang tinggi, banyak pertanyaan yang masih menggantung mengenai apakah program ini akan benar-benar membawa perubahan nyata atau hanya sekadar proyek simbolis yang tidak memberikan dampak jangka panjang.
Sekolah Rakyat menawarkan solusi yang sangat menarik: memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak dari keluarga miskin dengan menyediakan segala kebutuhan dasar mereka. Dalam konsepnya, program ini berfokus pada pendidikan formal yang dibarengi dengan pendidikan karakter dan keterampilan praktis, yang bertujuan untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki keterampilan hidup yang dapat membantu mereka menghadapi tantangan dunia nyata.
Tujuan utama dari program ini jelas dan sangat mulia memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Dengan adanya Sekolah Rakyat, anak-anak dari keluarga miskin tidak lagi terbebani oleh biaya pendidikan yang mahal, dan mereka mendapatkan kesempatan untuk belajar di lingkungan yang lebih kondusif dengan fasilitas yang memadai.
Namun, meskipun tujuan yang hendak dicapai sangat besar, pelaksanaan program ini tetap menghadapi sejumlah tantangan besar yang tidak bisa diabaikan.
E-Paper BANPOS Terbaru
Tantangan Infrastruktur dan Kualitas Pendidikan
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh Sekolah Rakyat adalah keterbatasan infrastruktur. Untuk tahap pertama, Sekolah Rakyat akan beroperasi di bangunan sementara, yang tentunya mengurangi kenyamanan dan kualitas pendidikan yang bisa diberikan. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya bergantung pada kurikulum, tetapi juga pada lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar. Bangunan sementara tentu saja bukanlah tempat yang ideal untuk menciptakan atmosfer pendidikan yang optimal, dan ini dapat memengaruhi kenyamanan siswa serta kualitas pengajaran.
Keterbatasan fasilitas ini juga berkaitan dengan masalah sumber daya manusia. Untuk menjalankan program ini dengan efektif, dibutuhkan tenaga pengajar yang tidak hanya terampil dalam mengajarkan materi akademik, tetapi juga mampu mendidik anak-anak dalam hal karakter dan keterampilan. Apakah pemerintah sudah menyiapkan tenaga pengajar yang cukup terlatih untuk menjalankan misi besar ini? Apakah guru-guru yang terlibat dalam program ini akan cukup mendapat pendidikan dan pelatihan untuk menangani siswa dengan berbagai latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda?
Keberlanjutan: Proyek Jangka Panjang atau Proyek Sesaat?
Salah satu pertanyaan besar yang harus dijawab adalah apakah Sekolah Rakyat akan bertahan dalam jangka panjang ataukah hanya akan menjadi proyek sesaat yang tidak memberikan dampak nyata. Program seperti ini membutuhkan komitmen berkelanjutan dari pemerintah dalam hal pendanaan, pengelolaan, dan evaluasi. Keberhasilan Sekolah Rakyat tidak hanya diukur dari seberapa banyak sekolah yang dibangun atau anak yang diluluskan, tetapi lebih kepada dampak jangka panjang terhadap kehidupan anak-anak yang menjadi peserta. Apakah mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi? Apakah mereka bisa memperoleh keterampilan yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup mereka?
Program ini memerlukan lebih dari sekadar pencapaian fisik seperti jumlah bangunan yang selesai dibangun. Keberhasilan jangka panjang akan sangat bergantung pada pengelolaan yang efisien, kualitas pendidikan yang diberikan, dan kemampuan untuk menjaga kontinuitas program. Tanpa dukungan yang kuat dan terorganisir dengan baik, Sekolah Rakyat bisa saja berisiko hanya menjadi sebuah program jangka pendek yang tidak menyentuh akar permasalahan pendidikan dan kemiskinan di Indonesia.
Evaluasi Kritis: Apakah Sekolah Rakyat Hanya Simbolis?
Penting untuk mengingat bahwa banyak program pendidikan di masa lalu yang juga dimulai dengan niat mulia tetapi berakhir dengan kurangnya dampak nyata. Sekolah Rakyat, meskipun dimulai dengan harapan besar, masih harus membuktikan bahwa ia bukan hanya proyek pencitraan yang tidak membawa perubahan struktural di masyarakat. Tanpa evaluasi yang ketat dan monitoring yang berkelanjutan, ada risiko bahwa program ini hanya akan menjadi proyek simbolis yang tidak cukup memberikan solusi bagi masalah besar yang dihadapi oleh masyarakat miskin.
Pendidikan, seperti yang kita ketahui, adalah kunci untuk mengatasi kemiskinan. Namun, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin, kita memerlukan lebih dari sekadar proyek semata. Kita memerlukan sistem pendidikan yang berkelanjutan, terjangkau, dan berdampak dalam jangka panjang.
Kesimpulan: Harapan atau Ilusi?
Sekolah Rakyat adalah langkah besar dalam menciptakan pendidikan yang lebih merata di Indonesia. Namun, untuk memastikan bahwa program ini tidak hanya menjadi proyek simbolis, kita harus memastikan keberlanjutan dan pengelolaan yang efisien di semua tahapannya. Pemerintah harus komitmen untuk memastikan bahwa program ini bukan hanya dijalankan untuk pencapaian jangka pendek, tetapi lebih kepada memberikan dampak nyata yang dapat dirasakan dalam jangka panjang.
Dengan pengelolaan yang serius, kolaborasi yang efektif antara semua pihak, dan evaluasi yang transparan, Sekolah Rakyat bisa menjadi solusi nyata dalam memutuskan rantai kemiskinan melalui pendidikan. Namun, jika tantangan besar ini tidak dihadapi dengan cermat, kita mungkin hanya akan melihat sebuah program yang indah di atas kertas, tetapi tidak memberikan perubahan yang signifikan dalam kehidupan anak-anak yang paling membutuhkan pendidikan berkualitas.
Discussion about this post