JAKARTA, BANPOS – Kekerasan ideologis belum mati, cuma ganti kostum. Dulu hadir dalam bentuk ledakan di hotel dan kafe. Kini berubah jadi siaran live, unggahan dakwah kelabu, dan transaksi gelap via dompet digital.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Eddy Hartono menyatakan, radikalisme kini tinggal selangkah dari jempol, menyelinap dari satu tautan ke tautan lain. Sementara itu, jaringan teror internasional sudah lintas negara, memanfaatkan dunia yang makin terhubung tapi tak selalu kuat dalam pertahanan sosialnya.
Tapi, kata ia, Indonesia tidak tinggal diam. Di usia ke-15 tahun, BNPT berdiri bukan hanya sebagai pagar negara, tapi juga ruang dialog dan pembinaan. Komjen Eddy Hartono menegaskan, keberhasilan ini adalah hasil kerja bersama.
“Perjalanan 15 tahun BNPT adalah wujud nyata dari sinergi dan kolaborasi pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat,” kata Eddy dalam keterangannya, Rabu (16/7/2025).
Ia menekankan bahwa pendekatan BNPT tak melulu soal strategi keras, tapi juga pendekatan yang menyentuh sisi manusia.
E-Paper BANPOS Terbaru
“Kami percaya bahwa pencegahan tidak hanya dilakukan dengan strategi, tetapi dengan hati yang ikhlas, melalui langkah yang edukatif dan pembinaan secara komprehensif,” ujarnya.
Dalam berbagai programnya, BNPT hadir di tengah masyarakat. Mendampingi eks napiter kembali ke masyarakat, membina penyintas untuk bangkit dari trauma, hingga membangun jejaring damai dengan tokoh agama dan komunitas lokal.
“BNPT akan terus hadir di tengah masyarakat, menjadi mitra yang solutif dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan,” katanya.
Dan memang, hasilnya terlihat. Sejak 2023, Indonesia tidak mencatat satu pun serangan teror. Zero attack. Tapi ini bukan soal angka semata. Di balik statistik, ada orang-orang yang bangkit. Eks napiter yang membuka usaha halal, para penyintas yang kembali berkarya, hingga komunitas-komunitas yang memilih jalur damai meski pernah disakiti kekerasan.
Indonesia sedang membuktikan bahwa yang patah bisa tumbuh lagi, yang luka bisa sembuh, asal dirawat bersama.
Discussion about this post