Masyarakat rentan seperti lansia, difabel dan ODGJ bukan beban, tapi warga negara yang wajib dijamin kehidupannya dengan bermartabat,” ucapnya.
Terkait ratusan ribu penerima bansos yang melakukan transaksi judi online (judol), Netty meminta semua pihak, termasuk Pemerintah Pusat (Pempus) dan Pemerintah Daerah (Pemda) melakukan evaluasi terkait temuan tersebut.
Bansos diberikan untuk membantu masyarakat rentan memenuhi kebutuhan dasar keluarga, bukan untuk hal lain, apalagi disalahgunakan untuk judol,” tegas Netty.
Untuk itu, dia mendorong agar ada penguatan sisi edukasi, literasi keuangan, dan pengawasan. Termasuk, kata dia, menekankan pentingnya program literasi digital dan keuangan bagi para penerima bantuan, khususnya dalam mendorong pemanfaatan bansos secara produktif.
“Jadi bukan semata soal sanksi, tetapi bagaimana kita hadir mendampingi masyarakat,” wanti-wanti dia.
E-Paper BANPOS Terbaru
Para penerima bansos, tambah Netty, perlu dibekali keterampilan dasar untuk mengelola bantuan dengan bijak dan diarahkan agar tidak terjebak pada praktik yang merugikan diri sendiri maupun keluarga.
Dengan itu, lanjut dia, pentingnya sinergi antara Pempus dan Pemda dalam mengawal bansos agar tetap sasaran. Termasuk keterlibatan komunitas lokal, tokoh masyarakat, dan relawan sosial dalam mengedukasi masyarakat.
“Semangat gotong royong dan pendampingan berbasis komunitas bisa menjadi solusi nyata,” kata dia.
Netty menekankan, bantuan Pemerintah adalah bentuk kepercayaan, yang harus dijaga dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sistem penyaluran bansos juga kudu terus diperbaiki agar lebih tepat guna dan berdampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat.
“Kami siap bersinergi dengan kementerian terkait dan mitra kerja melakukan evaluasi dan perbaikan sistem agar bansos tidak hanya bersifat konsumtif. Namun juga bisa menjadi jembatan menuju kemandirian,” pungkasnya. (Tangselpos)
Discussion about this post