JAKARTA, BANPOS – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) kembali mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024.
BUMN di bidang pelabuhan ini membukukan pendapatan sebesar Rp5,02 triliun dengan laba bersih sebesar Rp447,31 miliar.
Direktur Utama ASDP, Heru Widodo menjelaskan, bahwa pencapaian ini merupakan tonggak penting bagi perusahaan.
“Pendapatan ASDP pada 2024 telah melampaui angka pendapatan sebelum pandemi tahun 2019 yang sebesar Rp3,33 triliun. Bahkan naik 2% dibandingkan dengan pendapatan tahun 2023 yang sebesar Rp4,92 triliun,” ujar Heru dalam keterangannya Minggu (13/7/2925).
Meskipun laba bersih tahun 2024 mengalami penurunan 30% dibandingkan 2023 yang mencapai Rp636,54 miliar, Heru menegaskan, bahwa angka laba saat ini tetap mencerminkan ketahanan bisnis ASDP di tengah tekanan eksternal dan dinamika industri.
E-Paper BANPOS Terbaru
Laba bersih 2024 mencapai 61% dari target yang ditetapkan, menunjukkan pengelolaan bisnis yang tetap sehat dan berdaya tahan.
“Tahun 2024 bukan tahun yang mudah. Perusahaan menghadapi tekanan nilai tukar rupiah yang melemah, stagnasi tarif penyeberangan, dan dinamika perilaku pengguna jasa yang menuntut kecepatan dan digitalisasi. Namun kami tetap mampu mencatat pertumbuhan pendapatan dan menjaga keberlangsungan operasional secara optimal,” jelas Heru.
Selain itu, lanjut Heru, kontribusi pendapatan terbesar berasal dari layanan penyeberangan baik komersial maupun perintis. Total produksi penumpang tercatat sebanyak 6,12 juta orang, kendaraan roda dua dan tiga sebanyak 3,88 juta unit, kendaraan roda empat atau lebih sebanyak 4,31 juta unit, serta barang yang diangkut mencapai 1,16 juta ton. Meski beberapa komponen mengalami penurunan volume, namun efisiensi dan manajemen beban operasi yang ketat mampu menopang profitabilitas perusahaan.
ASDP juga mencatat efisiensi operasional yang baik, tercermin dari operating ratio sebesar 67%, meningkat dari tahun 2023 yang berada di angka 65%. Demikian pula BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) tercatat sebesar 89%, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya, namun tetap terkendali berkat pengendalian terhadap beban pokok usaha.
Discussion about this post