SERANG, BANPOS – Beberapa siswa di SMAN 4 Kota Serang mengaku merasakan adanya sifat pemaksaan pada pungutan One Day One Thousand (ODOT) yang diklaim oleh pihak sekolah sebagai bentuk sumbangan sukarela yang diperuntukan bagi pembangunan masjid dan dana sosial.
“Iya dipaksa, diharuskan gitu. Sampai diomongin sama wali kelas harus bayar ODOT itu,” kata salah satu murid kepada BANPOS, Rabu (9/7).
Murid tersebut bahkan menjelaskan bagaimana pola pemaksaan yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada siswa dengan cara tidak menerima uang dengan kondisi tidak baik.
“Padahal kan katanya sukarela, keikhlasan kita ya. Tapi kalau uangnya jelek malah dikembalikan, tidak diterima,” jelasnya.
“Kalau emang seikhlasnya kan kalau tidak ada harusnya gapapa, tapi ini diharuskan bayar gitu. Kadang wali kelas ngomong, harus bayar ODOT gitu,” lanjutnya.
E-Paper BANPOS Terbaru
Ia menyayangkan kondisi pemaksaan tersebut lantaran penggunaan hasil pungutan itu belum dirasakan langsung oleh siswa.
“Katanya untuk masjid dan kegiatan ekstrakurikuler. Tapi masjid jadi-jadi (belum tuntas), dan setiap kita minta untuk kegiatan ektrakurikuler atau lomba, tidak dikasih (uang),” tandasnya.
Pengakuan dari siswa tersebut, berbanding terbalik dengan klaim yang dikatakan oleh pihak sekolah. (*)
Bantah Tudingan Pungli, Plt Kepsek Klaim Pungutan ODOT di SMAN 4 Kota Serang Bersifat Sukarela
Discussion about this post