Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha menjelaskan, evakuasi dilakukan menyusul memburuknya situasi keamanan di Iran akibat serangan militer Israel. Saat ini, Pemerintah tengah menyiapkan proses evakuasi kedua bagi WNI yang telah berada di Azerbaijan.
Sementara itu, 18 WNI lainnya yang dijadwalkan tiba pada hari yang sama melalui Doha, Qatar, mengalami penundaan karena penutupan ruang udara di kawasan tersebut. Penerbangan mereka sempat dialihkan ke Jeddah dan sebagian kini telah melanjutkan perjalanan ke Jakarta. “KBRI Doha dan KJRI Jeddah telah memberikan bantuan dan pendampingan kepada mereka,” terang Judha, dalam keterangannya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kemlu RI, Andy Rachmianto, mengatakan ada 200 lebih WNI menolak dievakuasi dan memilih menetap di Iran di tengah konflik dengan Israel. Andy menyebut mayoritas WNI itu menetap di Kota Qom, Iran. “Dan konsentrasi WNI kita paling banyak memang di Kota Qom khususnya mahasiswa yang sedang belajar. Jadi karena Qom itu kota sucinya mereka, Kota Qom itu tidak menjadi target serangan,” kata Andy.
Andy menyebut Kota Qom dinilai aman lantaran disucikan. Ia mengatakan di kota tersebut tak terdengar suara sirene selama eskalasi antara Iran dan Israel terjadi. Alasan inilah yang jadi salah satu penyebab, WNI enggan dievakuasi.
“Karena itu saudara-saudara kita yang di sana merasa ya mungkin mereka belum perlu lah, untuk kembali ke Indonesia,” pungkasnya. (RM.ID)
Discussion about this post