Ia menambahkan salah satu serangan drone sempat mengarah ke Bandara Kota Masyhad yang jaraknya hanya sekitar 10 menit dari tempat tinggalnya. “Itu cukup dekat dengan rumah kami, jadi memang terasa mencekam,” aku Sulthon.
Karena situasi yang mencekam itulah, Sulthon bersama keluarga memutuskan untuk ikut dievakuasi keluar Iran. Bersama keluarganya, Sulthon berangkat dari Masyhad menuju Teheran untuk kumpul bersama-sama WNI lainnya sebelum melanjutkan perjalanan darat menuju Kota Baku Azerbaijan.
Sulthon yang tiba di Teheran pada Kamis (19/6/2025), sempat menginap di kantor KBRI. Esoknya baru melanjutkan perjalanan darat menuju Azerbaijan selama 6 jam.
“Dari KBRI, kami kembali melanjutkan perjalanan darat menuju perbatasan Iran dan Azerbaijan yang juga memakan waktu satu hari,” rinci Sulthon.
Ali Murtado, mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di Iran juga ikut bercerita. Dia mengungkapkan suasana di Iran khususnya di Teheran sangat mencekam.
E-Paper BANPOS Terbaru
Ali merupakan mahasiswa Al Mustofa International University Iran yang tinggal di Kota Qom. Ia mengatakan kota tersebut tak mendapat serangan dari Israel, alias masih relatif aman.
Situasi mencekam baru dirasakan Ali saat dirinya bersama WNI lain bermalam di kantor KBRI di Teheran. Saat itu, kata dia, perang sedang tinggi. Israel meluncurkan banyak rudal dan drone untuk menggempur Teheran. “Keadaan di sana cukup mencekam karena serangan dari Israel datang silih berganti, kadang berhenti, lalu lanjut lagi,” ujar Ali.
Meskipun serangan terjadi intens, ia menyebut tidak ada ledakan yang sampai menyentuh daratan di sekitar KBRI. “Saya lihat sendiri, tidak ada serangan yang sampai menghantam tanah. Drone pertahanan Iran berhasil mencegatnya,” ungkap pria berusia 20 tahun ini.
Selain bunyi ledakan dan sirine yang merang-raung, akses internet juga sempat diputus. Hal ini menyulitkan WNI berkomunikasi dengan keluarga maupun akses terhadap informasi terkini.
“Kami tidak bisa mendapat berita atau menghubungi keluarga karena internet diputus. Saya baru bisa mengabari keluarga saat sudah sampai di Azerbaijan,” sebut Ali.
Discussion about this post