<strong>JAKARTA, BANPOS </strong>- Untuk mengurangi konflik Israel-Iran China menyerukan upaya internasional yang lebih besar, demi mencegah dampak lebih lanjut pada ekonomi global. Terlebih, parlemen Iran telah mengusulkan penutupan Selat Hormuz, sebagai pembalasan terhadap serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklirnya: Fordo, Natanz, dan Esfahan pada Minggu (22/6/2025). Dalam pertemuan pers reguler pada Senin (23/6/2025), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun menegaskan, Teluk Persia dan perairan sekitarnya adalah saluran penting untuk perdagangan internasional barang dan energi. "Karena itu, menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut sama dengan melayani kepentingan bersama masyarakat internasional," kata Guo, seperti dilansir CNN Internasional. "China meminta masyarakat internasional mengintensifkan upaya untuk mengurangi konflik dan mencegah turbulensi regional yang semakin berdampak pada pembangunan ekonomi global," tambahnya. Selat Hormuz yang menghubungkan Teluk Persia yang kaya minyak ke lautan terbuka, merupakan salah satu pos pemeriksaan minyak paling penting di dunia. Melansir keterangan Administrasi Informasi Energi AS (EIA), pada tahun lalu, sekitar 20 juta barel per hari minyak mentah atau 20 persen dari konsumsi global, mengalir melalui selat sempit antara Iran dan Oman. Bagi China, importir minyak terbesar di dunia dan pembeli minyak mentah terbesar dari Iran, Selat Hormuz memiliki peran yang sangat penting. EIA memperkirakan, China mengimpor 5,4 juta barel minyak mentah setiap hari melalui Selat Hormuz dalam tiga bulan pertama tahun 2025 Berdasarkan data Bea Cukai China, CNN International memperkirakan, jumlah tersebut setara dengan setengah dari rata-rata impor minyak mentah harian China pada kuartal pertama 2025. Sebelumnya, pada Minggu (22/6/2025), Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio meminta China untuk mencegah Iran menutup Selat Hormuz. "Saya mendorong pemerintah China di Beijing untuk menghubungi mereka (Iran-red) tentang hal itu, karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka," ucap Rubio dalam wawancara dengan program Fox News "Sunday Morning Futures with Maria Bartiromo". <strong>(RM.ID)</strong><!--nextpage-->
Discussion about this post