Kota global sejati harus inklusif, memberikan akses yang adil terhadap hunian layak, pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan kepada seluruh warganya.
Keempat, menata tata kelola dan kolaborasi regional. Dalam pandangan Fahira Idris, Jakarta tidak bisa berjalan sendiri. Keberhasilan kota ini sangat bergantung pada integrasi dengan wilayah aglomerasi (Jabodetabekpunjur).
Oleh karena itu, dibutuhkan tata kelola metropolitan yang solid, berbasis undang-undang khusus dan lembaga koordinasi yang efektif, untuk mengatur isu lintas batas seperti transportasi, sampah, tata ruang, dan sumber daya air.
Kelima, menghidupkan budaya kota dan identitas lokal. Kata Fahira, Jakarta memiliki potensi besar sebagai kota budaya. Keragaman etnik dan sejarah panjang perlu diangkat sebagai kekuatan melalui pengembangan museum, ruang seni, warisan Betawi dan budaya lain yang berkembang di Jakarta, serta festival kebudayaan internasional.
Kota global bukan hanya pusat bisnis, tetapi juga pusat budaya yang mampu menjadi magnet wisatawan dan pelaku industri kreatif.
E-Paper BANPOS Terbaru
“Selamat ulang tahun ke-498 Kota Jakarta tercinta. Mari bersama menjemput abad kelima dengan semangat transformasi menuju Jakarta kota global yang berakar pada budaya lokal.
Kota yang kreativitasnya mendunia, tetapi tradisinya tetap dijaga,” pungkas Fahira Idris. (RM.ID)
Discussion about this post