JAKARTA. BANPOS– Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga) Isyana Bagoes Oka menegaskan, pentingnya memperkuat peran strategis keluarga dalam membentuk generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045. Wamen Isyana menilai keluarga merupakan fondasi utama pembangunan bangsa
Menurut Isyana, keluarga adalah sekolah pertama seorang anak. Di dalam keluarga, anak-anak pertama kali belajar mencintai, menghormati, dan memahami kehidupan sosial.
“Kalau kita ingin membangun Indonesia yang tangguh di masa depan, maka mulailah dari keluarga. Oleh karena itu, keluarga bukan hanya unit terkecil dalam masyarakat,” kata Wamen Isyana, dalam keterangannya, Rabu (17/6/2025).
Isyana menekankan Delapan Fungsi Keluarga, mulai dari fungsi agama hingga pembinaan lingkungan. Hal ini perlu diimplementasikan secara utuh dalam kehidupan sehari-hari. Ia bilang, jika setiap keluarga berfungsi dengan baik, maka akan terbentuk ketahanan keluarga yang kokoh sebagai fondasi bangsa. “Keluarga yang kuat akan menghasilkan generasi yang tangguh,” ungkap politisi PSI itu.
Kendati demikian, ia mengingatkan ketahanan keluarga tidak bisa dibebankan hanya pada keluarga itu sendiri. Butuh dukungan lingkungan sekitar, komunitas, institusi pendidikan, tempat kerja, hingga kebijakan negara. Oleh karena itu, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) mengusung pendekatan ketahanan keluarga kolektif, yang mendorong sinergi antarkeluarga dalam sebuah ekosistem sosial.
E-Paper BANPOS Terbaru
Kemendukbangga telah meluncurkan lima program unggulan: TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak), GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), Lansia Berdaya, dan Super Apps berbasis AI untuk layanan keluarga.
“Lima program ini kami sebut sebagai quick wins. Langkah cepat untuk memperkuat jaringan keluarga tangguh di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Wamen Isyana juga menyampaikan kolaborasi Kemendukbangga dengan Badan Gizi Nasional dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD. “Kami ingin memastikan ketahanan keluarga tidak hanya secara psikologis dan sosial, tapi juga secara gizi dan kesehatan,” tegasnya. (RM>ID)