Sebab, menurutnya, masih ada persoalan lain yang jauh lebih penting dan mendapat perhatian dari pemerintah misalnya seperti penanganan sampah.
“DLH jangan terlalu banyak bikin acara seremonial, fokus aja ke hal-hal teknis pengelolaan sampah. Kota Serang saat ini pada posisi darurat sampah,” katanya kepada BANPOS pada Selasa (17/6).
Selain itu Mushlih juga menilai, apa yang dilakukan oleh DLH Kota Serang merupakan bentuk pemborosan anggaran. Dia pun menyarankan agar anggaran itu dihapuskan dari perencanaan atau dialihkan untuk kebutuhan yang jauh lebih penting.
“Sebaiknya hapus anggaran doa dan ngaji pada acara seremonial DLH, gunakan SDM internal saja,” ujarnya tegas.
Saat dikonfirmasi, Kepala DLH Kota Serang, Farach Richi, menyangkal jika pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp100 juta untuk jasa pembacaan doa dan Al Quran. Dia menjelaskan telah terjadi kesalahan dalam pengisian data dalam laman situs SiRUP LKPP.
E-Paper BANPOS Terbaru
“Itu buat EO Kampung Resik Lan Aman. Cuman di bawahnya nanti kita edit. Itu salah input bukan baca Al Quran,” jelasnya saat dihubungi oleh BANPOS.
Farach mengaku dirinya baru mengetahui hal itu sehingga dia segera akan memperbaiki informasi tersebut.
“Karena kemungkinan salah input itu kang, ini kita perbaiki sekarang,” tandasnya. (TQS)