SERANG, BANPOS – Nama Deden Apriandhi Hartawan diyakini lebih mendominasi sebagai calon kuat untuk mengisi posisi Sekretaris Daerah (Sekda) Banten. Deden dinilai punya keunggulan dibanding dua kandidat lainnya, yaitu Nana Supiana dan Rina Dewayanti.
Hal itu sebagaimana diutarakan Direktur Kajian Politik Nasional (KPN) yang juga merupakan akademisi asal Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Adib Miftahul yang berpandangan jika hubungan kerja antara Gubernur Banten Andra Soni semasa menjabat sebagai Ketua DPRD Banten dengan Deden Apriandhi yang menjabat sebagai Sekretaris DPRD Banten menjadi pertimbangan tersendiri.
Menurutnya, pengisian jabatan Sekda Banten dinilai kental dengan nuansa politik. Meski prosesnya dilakukan melalui mekanisme seleksi terbuka, akan tetapi kata dia, hasil akhirnya kemungkinan besar akan ditentukan oleh kedekatan personal dan kepentingan politik kepala daerah.
“Kalau bicara soal Sekda, walaupun itu adalah ASN, tapi pengangkatannya itu menurut saya cenderung dominan politik,” kata Adib kepada wartawan, Rabu, (11/6).
“Kalau menurut saya, Deden adalah calon kuat Sekda Banten. Kenapa? Karena Deden itu sudah mengerti apa maunya Andra Soni. Ketika Andra jadi Ketua DPRD, Deden itu kan Sekwan-nya. Jadi fasilitas apa saja mungkin dipenuhi, apapun yang diminta pasti dikasih, dan Deden saya rasa sudah mengerti apa maunya Andra Soni,” tambahnya.
E-Paper BANPOS Terbaru
Adib menjelaskan, meskipun nama Deden kerap kali terseret dalam sejumlah pemberitaan negatif terkait dugaan kasus korupsi. Namun menurutnya, hal itu tidak akan banyak memengaruhi peluang Deden untuk dipilih menjadi Sekda Banten.
“Walaupun dari tiga nama itu, Deden secara reputasi mungkin kurang sedap, tapi peluangnya tetap besar. Karena pada akhirnya, seleksi ini tetap soal like and dislike, politis, dan subjektif,” ucapnya.
“Adapun mekanisme seleksi yang dilakukan itu terbuka melalui manajemen talenta, merit sistem, tapi ya saya kira itu hanya formalitas saja. Itu cuma untuk menyenangkan publik, sebagai alasan saja. Padahal pada akhirnya tetap politis,” sambungnya.