Dalam sehari, kata Azis pihaknya bisa mengumpulkan minyak jelantah sekitar 100-120 kilogram. “Kalau lagi rame sekitar 100 kilo sampe 120 kilo per hari. Kita yang jemput ke lapangan,” tuturnya.
“Kalau gudang kita sudah penuh kita kirim ke Jakarta. Biasanya takarannya 8 ton sebulan,” sambungnya.
Sementara itu, sebelumnya PT Chandra Asri Pacific Tbk memperkenalkan program Manajemen Pengumpulan Minyak Jelantah untuk Lingkungan (Minyaku), Kamis (13/2/2025) lalu. PT Chandra Asri Pacific Tbk berada di bawah Chandra Asri Group, perusahaan penyedia solusi energi, kimia, dan infrastruktur terkemuka di Asia Tenggara.
Adapun program Minyaku adalah sebuah inisiatif pengumpulan minyak goreng bekas pakai atau jelantah sebagai limbah yang bernilai ekonomis.
Kegiatan Minyaku ini melibatkan masyarakat sekitar operasional Chandra Asri Group, termasuk para pelaku usaha di wilayah Cilegon untuk proses pengumpulannya.
E-Paper BANPOS Terbaru
Chandra Asri Group menyediakan titik pengumpulan di mitra Minyaku, seperti bank sampah, balai desa, dan IPST Asari, serta layanan penjemputan. Program ini sejalan dengan komitmen perusahaan, yakni pemberdayaan masyarakat melalui implementasi konsep ekonomi sirkular.
Program ini mengedepankan efisiensi dan transparansi dengan memudahkan akses pengumpulan jelantah bagi masyarakat.
Hal itu sekaligus menjamin minyak jelantah yang terkumpul akan melalui proses daur ulang sesuai dengan standar keberlanjutan, dan tidak disalahgunakan atau digunakan kembali sebagai minyak konsumsi.
Komitmen Chandra Asri Group terhadap pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular ini diwujudkan dengan menggandeng TUKR, perusahaan bersertifikasi dan berlisensi di bidang pengelolaan jelantah. Pada akhir tahun 2024, Chandra Asri Group berinvestasi di induk usaha TUKR, yaitu Biofront.
Circular Economy & Partnership Manager Chandra Asri Group, Nicko Setyabudi, mengatakan pengumpulan jelantah dalam program Minyaku mengadaptasi metode pengumpulan sampah plastik melalui bank sampah.
Masyarakat yang berpartisipasi mendapatkan nilai ekonomi sebesar Rp 5.000 per liter jelantah, yang disimpan dalam bentuk tabungan di bank sampah.
Discussion about this post