LEBAK, BANPOS – Seorang warga Baduy dilaporkan meninggal dunia usai digigit ular tanah di kawasan permukiman Baduy Luar, Kabupaten Lebak, Banten. Korban diduga tidak mendapatkan penanganan medis secara cepat lantaran terbatasnya akses dan minimnya persediaan Serum Anti Bisa Ular (SABU).
Ketua Sahabat Relawan Indonesia (SRI), Muhammad Arif Kirdiat, mengungkapkan bahwa korban merupakan warga Kampung Cisadane, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar. Insiden terjadi pada Senin (3/3), saat korban tengah membersihkan lahan di kebunnya.
“Lokasi kejadian cukup jauh dari fasilitas kesehatan, sehingga korban baru bisa mendapatkan pertolongan setelah beberapa jam perjalanan dengan berjalan kaki,” ujar Arif kepada wartawan, Jumat (7/3).
Korban awalnya dibawa ke Puskesmas Cisimeut, namun persediaan SABU di sana kosong. Hal serupa juga terjadi di RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung. Akhirnya, korban dirujuk ke RSUD Banten di Serang dengan harapan bisa segera mendapat penanganan.
Namun, setibanya di RSUD Banten, kondisi korban sudah memburuk dan langsung masuk ruang ICU. Sayangnya, nyawa korban tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (5/3).
E-Paper BANPOS Terbaru
Arif menyesalkan keterbatasan stok SABU di fasilitas kesehatan di Kabupaten Lebak. Menurutnya, kasus gigitan ular di kalangan warga Baduy cukup sering terjadi, terutama saat musim hujan ketika banyak warga membuka lahan baru untuk berladang.
“Tahun 2025 saja sudah ada enam kasus gigitan ular, dan satu di antaranya meninggal dunia. Rata-rata setiap tahun terjadi 20 hingga 40 kasus serupa,” jelas Arif.
Ia berharap pemerintah daerah lebih serius dalam menangani masalah ini, salah satunya dengan memastikan ketersediaan SABU di puskesmas dan rumah sakit.
“Sampai saat ini, warga yang tergigit ular masih kesulitan mendapatkan serum. Jika terus dibiarkan, kasus seperti ini bisa kembali terulang,” tandasnya. (MYU)