“Kita butuh armada pengangkut yang dapat menjangkau lingkungan-lingkungan di Cilegon. Ini menjadi bagian penting dalam memutus rantai masalah sampah,” ujarnya.
DLH Cilegon menegaskan bahwa fokus utama ke depan adalah memastikan sampah tidak lagi berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Dengan adanya sistem pengangkutan yang lebih baik, sampah dapat dipilah dari sumbernya dan dikirim ke bank sampah atau TPS 3R untuk didaur ulang.
“Yang terpenting adalah bagaimana pemerintah hadir untuk memfasilitasi sarana dan prasarana pengelolaan sampah di tingkat lingkungan,” katanya.
Hal senada dikatakan Walikota Cilegon, Robinsar. Ia mengakui bahwa salah satu penyebab banyaknya sampah berserakan di pinggir jalan adalah minimnya tempat sampah di sejumlah titik strategis. Ia menilai kondisi ini membuat masyarakat terpaksa membuang sampah sembarangan.
E-Paper BANPOS Terbaru
“Saya tidak ingin Kota Cilegon penuh sampah, terutama pada malam hari. Saat saya turun langsung, saya melihat bahwa memang sudah tidak ada tempat sampah. Jadi, wajar jika masyarakat membuang sampah di pinggir jalan karena tidak ada tempat yang disediakan,” terangnya.
Sebagai solusi, Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon akan menyiapkan lahan khusus dan menambah bak sampah di berbagai titik agar masyarakat memiliki fasilitas pembuangan yang layak.
Selain itu, pemkot juga berencana membentuk tim khusus yang bertugas menangani sampah, banjir, dan jalan rusak.
Tim tersebut terdiri atas Pasukan Biru yang fokus pada pembersihan saluran air untuk mengatasi banjir dan Pasukan Hitam yang bertugas memperbaiki jalan rusak.
“Pasukan Biru nanti akan bekerja membersihkan kali dan saluran air setiap hari. Sementara Pasukan Hitam akan menangani perbaikan jalan-jalan rusak di dalam kota. Kalau yang di jalan provinsi, kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait,” ujarnya.
Pemkot juga akan melengkapi sarana pendukung seperti ekskavator, mobil pengangkut sampah, serta kendaraan pembersih jalan.
Terkait anggaran, Robinsar menegaskan pihaknya akan melakukan efisiensi dengan menghapus program-program yang tidak relevan dan mengalokasikan anggaran untuk program yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.