CILEGON, BANPOS – Memiliki rumah merupakan impian bagi setiap keluarga. Terutama pasangan muda yang baru menikah. Seperti yang dirasakan Yuspriatna (43), dia dan istrinya harus menumpang di rumah mertua selama lima tahun.
Berkat program KPR (Kredit Pemilikan Rumah) BTN (Bank Tabungan Negara) subsidi ia memiliki rumah impian. Meskipun kecil dan sederhana, rumah tipe 36/72 itu adalah “istana” bagi dia dan keluarga kecilnya.
Bagi Yus sapaan akrabnya yang sehari-harinya menjalani profesi sebagai tukang tambal ban, memiliki rumah sendiri bagaikan “pungguk merindukan bulan’’. Sesuatu yang sia-sia. Bagaimana tidak, beragam syarat yang rumit bakal tersaji di depan mata. Ujung-ujungnya, permohonannya ditolak bank, karena dianggap profesinya tidak bankable.
Namun, mimpi untuk memiliki rumah sendiri dan melepaskan diri dari beban mertua, terus ditaburnya. Sejak mempersunting Yin Mutmainah pada 2018 silam, pria kelahiran Pandeglang 5 Januari 1981 sejatinya sudah menabung untuk membeli rumah. Namun apa daya, impian itu pupus karena uang tabungan harus terpakai untuk kebutuhan hidup sehari-hari saat pandemi Covid-19 melanda. Penghasilannya sebagai tukang tambal ban menurun drastis, sehingga tabungannya tergerus untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.
‘’Saya sempat drop. Sedih, karena tabungan ludes gara-gara pandemi. Impian punya rumah sendiri berantakan, hilang harapan, apa bisa membeli rumah?,’’ tutur Yus, mengenang peristiwa sulit yang dialami saat pandemi, Senin (19/2/2024).
Tak disangka-sangka, tahun 2022 menjadi tahun keberuntungan bagi Yus dan keluarganya. Berkat program KPR Subsidi, Yus dan keluarga kecilnya bisa memiliki rumah di kawasan Puri Anggrek Serang.
“Kurang lebih lima tahun menunggu buah hati sampai akhirnya anak kami lahir, dan di tahun yang sama kami juga mendapatkan rumah, mungkin ini rezeki bagi anak kami. Saya paham betapa sulitnya syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk KPR ini terutama saya pekerja informal, nggak ada yang mau nerima. Tapi sekarang sangat simple, selain dapat bantuan subsidi puluhan juta, secara administrasi juga sangat dipermudah, rumahnya juga langsung jadi dengan DP yang cuma Rp 2 juta, setelah akad saya bisa langsung tempati,” papar Yuspriatna.
Yuspriatna bersama warga lainnya berhasil memiliki rumah sendiri berkat program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Kemudian ia menceritakan awal mula dirinya mengikuti program tersebut. Pada waktu itu ia mendapatkan informasi dari selembaran yang dibagikan seseorang tentang program KPR subsidi.
Dengan uang muka Rp2 juta, Yuspriatna membayar cicilan rumahnya itu Rp915 ribu per bulan flat selama 10 tahun, setelah itu mengikuti suku bunga, dengan jangka waktu KPR selama 20 tahun. Meskipun pekerja informal, Yus memiliki penghasilan yang lumayan bagus tiap bulannya. Dalam sehari, dia mampu membawa pulang Rp100 ribu hingga Rp200 ribu atau rata-rata Rp3 juta sampai Rp5 juta per bulan.
Yus menjelaskan bahwa selain lokasi perumahan yang strategis juga kualitas rumah yang baik. ‘’Cicilan Rp915 ribu per bulan,” jelasnya.
“Apa saja berkas yang diajukan untuk ikut program itu? ‘’KTP suami istri, rekening tabungan 3 bulan terakhir, NPWP dan SPT tahunan, surat keterangan domisili, akta nikah atau buku nikah, serta surat keterangan tidak bekerja atas nama istri dan formulir BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan) untuk pengajuan subsidi,’’ tambah Yus.
Dalam perjalanannya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) tengah bertransformasi menjadi bank modern dan kekinian mengikuti pesatnya perkembangan era digital saat ini. Dalam proses transformasinya tersebut, BTN menerapkan 6 inisiatif strategis yang bersifat fundamental untuk pengembangan bisnis BTN ke depan.
Adapun 6 inisiatif strategis tersebut meliputi, sentralisasi proses kredit konsumer dan komersial, sentralisasi proses operasional ke wilayah dan kantor pusat, optimalisasi kantor cabang pembantu (KCP) yang tidak produktif, implementasi sales center yang fokus pada penjualan KPR emerging affluent, implementasi KCP UMKM serta implementasi pengembangan BTN Mobile dan Digital Mortgage Ecosystem.
Salah satu transformasi terbesar yang sukses dijalankan Bank BTN adalah mengubah fungsi kantor cabang mereka menjadi lebih fokus kepada bisnis daripada kegiatan operasional.
Bank BTN juga melakukan substitusi layanan ke digital channel dengan menutup outlet dan KCP yang dinilai tidak produktif. Sejak 2019 BTN menutup 157 outlet dan KCP tidak produktif, dari semula berjumlah 769 jumlah outlet dan KCP menjadi hanya 612 outlet dan KCP.
Selain branch transformation, performa digital channel BTN sampai dengan Semester I 2023 tumbuh secara signifikan yang didorong oleh pengembangan pada mobile banking, QRIS Merchant, serta EDC.
Hingga saat ini jumlah pengguna New BTN Mobile tercatat 621 ribu user, visitor BTN Properti telah mencapai 28,7 juta pengunjung, sedangkan di BTN Properti for Developer ada sekitar 7.940 developer yang telah menjadi member aplikasi tersebut.
Berbekal transformasi dilakukan, Bank BTN sendiri mentargetkan beberapa sasaran kinerja yang akan dicapainya di tahun 2024.
Sementara itu, Direktur Consumer Bank BTN, Hirwandi Gafar menambahkan kebijakan stimulus yang dikucurkan pemerintah selama ini berdampak pada sektor perumahan yang tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif dibandingkan dengan kredit lainnya pada perbankan nasional.
“Optimisme terhadap sektor perumahan diyakini masih akan terus tumbuh mengingat besarnya dukungan pemerintah,” ujarnya.
Menurut Hirwandi, sektor real estate merupakan salah satu sektor yang terus tumbuh positif bahkan ketika pandemi melanda. “Ini merupakan indikasi bahwa sektor perumahan masih berpotensi untuk terus tumbuh secara berkelanjutan dengan bertambahnya jumlah keluarga baru dan dukungan kemudahan memiliki rumah,” ungkapnya.
Hirwandi juga mengungkapkan potensi 5,8 juta milenial di Indonesia yang belum memiliki rumah, dimana 90 persen milenial tersebut memiliki penghasilan kurang dari 10 juta per bulan.
Direktur IT & Digital Bank BTN Andi Nirwoto menjelaskan, Digital Banking Bank BTN terus berkembang dan berinovasi dalam memenuhi kebutuhan transaksional perbankan nasabah dan menunjang kerja karyawan dalam memberikan pelayanan maksimal kepada nasabahnya.
“Performance mobile banking BTN dari tahun ke tahun menunjukkan pertumbuhan baik dari posisi user, jumlah transaksi maupun volume transaksinya,” kata Andi.
Hal itu bisa dibuktikan dari peningkat jumlah transaksi melalui mobile banking BTN yang tahun ini diprediksi bisa menembus angka 262 juta transaksi atau diperkirakan naik 51 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Bahkan kalau dilihat rata-rata per bulan pertumbuhannya mencapai 83 persen, di mana pada tahun 2022 jumlah transaksi melalui mobile banking BTN baru mencapai 14.532.788 transaksi per bulan. Sepanjang 2023 ini, rata-rata transaksi per bulannya menembus 26.630.375 transaksi.
Dibagian lain, Direktur Risk Management Bank BTN Setiyo Wibowo menegaskan bahwa proses transformasi membutuhkan perjalanan yang panjang yang tak cukup dilakukan dalam kurun waktu setahun ataupun dua tahun.
Meski demikian, ia mengakui sejak 2020 hingga 2021, BTN telah meletakkan pondasi terhadap bisnis perseroan. “Yang paling pertama kita lakukan adalah memperbaiki tata kelola sebagai pondasi untuk memperbaiki kinerja perseroan. Selain itu ada perubahan proses bisnis, perubahan pengolahan bisnis dan cara kita memberikan keputusan bisnis juga kita atur tata kelolanya,” ujar Setiyo Wibowo.
Ia menambahkan, proses disrupsi digital Bank BTN sendiri mulai dilakukan pada tahun 2022 hingga 2023 ini, di mana BTN tetap fokus terhadap KPR, tetapi juga mulai membuka segmen baru.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengklaim bahwa sepanjang 74 tahun terakhir menyalurkan pembiayaan bagi 5,2 juta rumah.
Dari jumlah tersebut sebanyak 4,05 juta rumah ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) lewat skema kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi.
Pemberian KPR subsidi itu setara dengan sekitar 78% dari total KPR yang disalurkan bank pelat merah itu. “Kami telah membuktikan posisi sebagai bank yang paling banyak menyalurkan pembiayaan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kami merupakan mitra pemerintah yang aktif dalam mensejahterakan rakyat dari sisi papan atau kepemilikan rumah,” ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu di Jakarta, Jumat (9/2/2024).
Dia menjelaskan, tema itu diambil karena dari rumah yang dibiayai BTN telah banyak lahir peradaban-peradaban dari keluarga-keluarga yang awalnya tergolong MBR, dalam beberapa tahun mendatang ekonominya sudah maju. Dan dari rumah juga lahir generasi-generasi Emas yang telah memajukan bangsa Indonesia ini.
“Banyak tokoh-tokoh yang pada masa awal membangun karir memiliki rumah pertama dibiayai oleh BTN. Dari tokoh-tokoh ini lahir anak-anak yang juga memiliki kontribusi besar bagi kemajuan bangsa,” jelasnya.
Nixon mengungkapkan, selain beyond KPR, BTN dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil mengimplementasikan transformasi-transformasi yang membawa kinerja perusahaan semakin baik.
Adapun beberapa transformasi yang telah berhasil diwujudkan yakni pada tahun 2021, perseroan telah berhasil melakukan transformasi untuk pertumbuhan berkelanjutan. “Dalam transformasi ini, kami berusaha mengoptimalkan kontribusi pada program KPR subsidi dan meningkatkan KPR Non Subsidi melalui Kerjasama Developer Agen Properti, Mengembangkan skema KPR yang menyasar generasi milenial,” paparnya.
Dengan berbagai transformasi yang telah dan akan dilakukan BTN tersebut, Nixon optimistis pada tahun 2025 perseroan akan berhasil mewujudkan visi menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada tahun 2025. Pada tahun depan rencananya, transformasi yang akan diimplementasikan perseroan adalah menjadi One Stop Financial Solution dalam Ekosistem Perumahan.
“Dalam fase ini perseroan akan menggenjot peningkatan sumber fee berbasis layanan dan transaksional terutama pada bisnis wealth management digital banking dan corporate,” tandasnya. (LUK)
Discussion about this post