SERANG, BANPOS – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang, Asep Nugrahajaya, membantah tegas berita yang menyebut ada sejumlah guru yang dipaksa untuk mendukung atau menjadi tim salah satu calon presiden (capres).
Ia mengaku sudah mengantongi sumber isu dan penyebar fitnah tersebut, dan sedang dipertimbangkan untuk diproses sesuai ketentuan.
Asep meminta para guru untuk tidak terprovokasi dan terus meningkatkan kinerja dalam pembangunan pendidikan di Kabupaten Serang.
“Setiap pesta demokrasi, berita hoaks atau informasi palsu bisa berhembus. Tidak hanya pada dunia pendidikan, tapi sisi sendi kehidupan sosial. Jadi tidak benar apa yang sudah diberitakan. Dan kami sudah mendapatkan penyebar fitnahnya,” kata Asep kepada BANPOS, Rabu (10/1).
Menurut Asep, pendidik dan tenaga kependidikan harus terus meningkatkan kebersamaan dan kinerjanya. Sebab tantangan dunia pendidikan semakin kompleks.
“Daripada kita menanggapi isu yang tidak jelas, lebih baik kita semua fokus. Berikan pelayanan kepada peserta didik, guru harus mencapai target-target yang sudah ditetapkan dalam kurikulum,” ujar Asep.
Sekadar diketahui, berita BANTEN POS sebelumnya menyebutkan ada sejumlah guru yang diperintahkan untuk menjadi koordinator desa (Kordes) pasangan calon presiden nomor urut 2.
Asep memahami setiap pendidik maupun tenaga kependidikan punya hak politik, tetapi tidak boleh terlibat dalam politik praktis.
“Menurut saya, opini ini dihembusan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Justru syarat kepentingan politik pembuat opini. Dan oknum penyebar fitnah ini sedang kami pertimbangkan untuk diproses sesuai ketentuan,” ujarnya.
Asep berharap, setiap pendidik dan tenaga kependidikan bisa menyalurkan hak politiknya dengan baik, dan telah dijamin oleh undang-undang.
“Masyarakat dan tentunya para guru, sudah cerdas dalam menentukan pilihan. Jadi tidak perlu diprovokasi oleh opini yang tidak benar,” ujarnya. (*)
Discussion about this post