<strong>SULAWESI TENGARA, BANPOS -</strong> Wakatobi yang merupakan salah satu kabupaten Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), memiliki potensi yang sangat besar bukan hanya dari sisi pariwisata bawah lautnya, tetapi juga sebagai daerah penghasil rumput laut. Bahkan, Wakatobi menjadi daerah percontohan industri rumput laut terintegrasi. Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki pun menyebut, jika potensi tersebut terus dioptimalkan, bukan tidak mungkin Wakatobi menjadi nomor satu dunia penghasil rumput laut. Teten mengaku senang dan bangga menyaksikan begitu ramahnya masyarakat Wakatobi, sangat terkesan menikmati betul-betul bahwa Wakatobi memang wisata kelas dunia. "Tak hanya wisata laut yang bisa menjadi sumber ekonomi, masih banyak sektor lainnya di Wakatobi yang menarik, seperti rumput laut yang sangat potensial," ujar Teten saat memberikan sambutannya dalam acara pembukaan Expo UMKM pada kegiatan Wakatobi Wonderful Festival and Expo (Wakatobi WAVE) Tahun 2023, di Wakatobi, Sultra, Kamis (2/11/2023). Pada 2022, produksi rumput laut di Sultra mencapai sekitar 3.951 ton, namun potensi lahannya sekitar 5.236 hektare (ha), yang tersebar di Pulau Wangi Wangi, Kaledupa dan Tomia. Secara global, industri rumput laut diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan tahunan 10,5 persen dengan pendapatan menyentuh 48 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 734,4 triliun pada 2030. Indonesia adalah produsen rumput laut terbesar kedua di dunia yang menghasilkan 27,86 persen dari 35,8 juta ton produksi rumput laut dunia. "Kita masih impor gandum cukup besar, padahal riset sebesar 30 persen gandum bisa disubstitusi oleh olahan dari rumput laut. Jika terus potensi ini dimaksimalkan, Wakatobi kita bisa jadi nomor 1 dunia penghasil rumput laut," ucap Teten. Meski begitu, sekitar 65 persen produk rumput laut yang diekspor masih berupa bahan mentah/non olahan. Untuk itu Presiden Jokowi dalam konsep industrialisasinya melibatkan para pelaku koperasi dan UMKM. "Sehingga yang mengolah nanti, harus koperasi dan UMKM jangan yang besar-besar, supaya kue ekonomi tidak hanya dinikmati konglomerat," imbau Teten. <strong>(RMID)</strong> <!--nextpage--> Berita Ini Telah Terbit Di RMId
Discussion about this post