“Setiap detik terbuang karena perbedaan politik dan kegagalan mencapai konsensus merupakan kekalahan bagi kemanusiaan dan memperparah instabilitas,” ujar Retno.
Indonesia mendesak segera dilakukannya tiga hal. Pertama, seruan bersama untuk gencatan senjata segera. Kedua, memprioritaskan akses kemanusiaan. Ketiga, kemanusiaan harus dikembalikan ke DK.
Sekjen PBB Didesak Mundur
Terpisah, Pemerintah Israel menuntut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mundur. Gara-garanya, Guterres mengeluarkan pernyataan bahwa serangan Israel di Gaza sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional. Guterres bicara saat membuka sidang debat terbuka yang juga tersebut, yang dihadiri Menlu Retno.
“Tidak ada pihak berada di atas hukum kemanusiaan internasional dan diperbolehkan menggunakan senjata untuk membasmi bangsa manapun,” tegas Guterres, tanpa menyebut nama Israel secara spesifik.
Guterres menambahkan, Hamas menyerang bukan tanpa alasan jelas. Dia menyebut bahwa Palestina sudah mengalami pendudukan dan ditindas selama 56 tahun belakangan.BHamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan Amerika Serikat, serta Jerman dan Uni Eropa.
Tak terima dengan ucapan itu, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan langsung mengecam Guterres. Erdan menggunakan platform media sosial X dan mengatakan bahwa komentar Guterres itu menunjukkan bahwa dia tidak layak memimpin PBB.
“Saya meminta dia segera mengundurkan diri,” kicau Erdan.
“Tidak ada pembenaran atau gunanya berbicara dengan mereka yang menunjukkan belas kasihan atas kekejaman paling mengerikan yang dilakukan terhadap warga Israel dan orang-orang Yahudi. Tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan,” cuitnya lagi.
Ucapan Guterres ini juga membuat marah Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen. Sembari menunjuk ke arah Guterres dan meninggikan suaranya, Cohen menceritakan kisah-kisah tentang warga sipil termasuk anak-anak yang tewas dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu.
“Tuan Sekretaris Jenderal, Anda tinggal di dunia bagian mana?” ketus Cohen.
Discussion about this post