PANDEGLANG, BANPOS – Karena keterbatasan lahan, Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Geohara yang berlokasi di Jalan Raya Lintas Timur AMD, Kampung Petir, Kelurahan Sukaratu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, yang memproduksi bibit unggul Alpukat Cengkho,saat ini belum bisa memenuhi permintaan pasar.
Owner atau pemilik P4S Geohara, Andri Priana mengatakan, saat ini pihaknya tengah menerima permintaan bibit alpukat Cenkho yang cukup banyak dari seorang petani dari Kabupaten Lebak.
“Kami telah menerima pesanan sebanyak 4.000 bibit alpukat cengkho dari seorang petani di Lebak. Meskipun persediaan sudah siap, kami belum dapat mengirimkannya karena masih musim kemarau,” kata Andri kepada wartawan, Rabu (25/10).
Dijelaskannya, dalam waktu satu tahun, P4S Geohara mampu memproduksi bibit alpukat Cenkho sebanyak 9.000 bibit.
“Proses pembibitan berlangsung selama 4 bulan, dan harga jual per bibitnya adalah Rp 100 ribu,” jelasnya.
Karena keterbatasan lahan yang ada, lanjut Andri, ia mengaku produksi bibit alpukat Cenkho setiap tahunnya masih belum bisa memenuhi permintaan pasar.
“Bibit alpukat Cenkho yang siap jual memerlukan waktu 4 bulan. Dalam satu periode, kami hanya dapat menanam 3.000 bibit. Pasarannya luas, mencakup wilayah Kalimantan, Sumatera, dan Jawa. Tapi sayangnya, kami terbatas oleh lahan,” tuturnya.
Andri menjelaskan, kegiatan di P4S Geohara tidak hanya mengutamakan aspek bisnis saja. Akan tetapi dalam kegiatannya, P4S Geohara memberikan pelatihan kepada petani, masyarakat, dan pelajar yang ada di Kabupaten Pandeglang.
“Kami tidak hanya berfokus pada bisnis, kami juga menerima peserta PKL dan magang, serta memberikan pelatihan kepada petani,” terangnya.
Andri menambahkan, ide mendirikan P4S Geohara ini dari dua tahun yang lalu. Ia mengaku terinspirasi oleh jejak ayah dan mertuanya yang merupakan petani alpukat. Sebelum menjadi pemilik P4S Geohara, Andri mengaku telah menjadi seorang petani hortikultura selama 14 tahun.
“Saya mulai menjalankan P4S ini dua tahun lalu selama pandemi Covid-19. Saya mengikuti jejak orang tua dan mertua yang merupakan petani alpukat. Sebelumnya, saya telah berpengalaman sebagai petani hortikultura,” katanya.
Discussion about this post