Senada, penggerak KMI, Mulyana, mengaku miris dengan kebijakan pemerintah, khususnya Kepala
Disperindag Lebak yang tidak memperhatikan kondisi masyarakat kecil.
“Jangan begitu, seharusnya mereka sosialisasikan dahulu apakah para pedagang sudah siap atau belum. Kenapa ini toh seolah-olah terburu-buru amat ingin membangun, padahal di sejumlah pasar dan
khususnya Pasar Rangkasbitung saja masih semrawut, ini namanya memaksakan kehendak di bawah
jabatan yang padahal mereka sudah disumpah jabatan. Kami miris dan minta Kadis Disperindag Lebak
dicopot atau mundur dari jabatannya,” tegasnya.
Oleh karenanya, tambah Mulyana, pihaknya bersama dengan relawan lain mengaku tidak puas dengan
pernyataan Kadis Disperindag Lebak dan jajarannya yang dinilai selalu melakukan pembenaran dalam
sorotan sejumlah persoalan di tubuh dinas itu.
“Mereka cuma bisa pembenaran, silahkan itu haknya, tapi jelas-jelas kami membawa bukti yang konkret
bukan tong kosong nyaring bunyinya, dan bukan asal ngomong. Kami juga sudah mempersiapkan
pelaporan, dalam waktu dekat akan kami layangkan ke BKPSDM dan Inspektorat Lebak. Setelah itu Kami
juga akan berdemonstrasi jilid dua secara besar-besaran, sebelum Kadis Disperindag Lebak dan
jajarannya mengundurkan diri atau dicopot dari jabatannya,” tandas Mulyana.
Sementara terkait gelar aksi itu, Kepala Disperindag Lebak, Orok Sukmana, menyampaikan bahwa aksi
tersebut adalah bagian dari menyampaikan pendapat.
“Demo itu sesuatu yang wajar, bagian dari menyampaikan pendapat, tentu harus kita layani jangan
dibikin hal menakutkan, yang penting kita diskusi agar saling memahami. Bahwa apa yang kita lakukan
itu untuk kebaikan. Kalau misalnya memang ada kekurangan atau ada kesalahan, sangat wajar saling
koreksi,” jelas Kadis.
Menurut Kadis, perbedaan pendapat itu hal biasa dan boleh saja, itu tergantung perspektif sudut
penilaian. Kata dia, cara pandang yang beragam itu adakalanya bisa menjadi bahan perbaikan.
“Setiap orang kan berbeda beda cara menilainya, soal perspektif saja, kalau menurut kami mah Mural ini
bagus, tapi kan kalau menurut mereka menghabiskan uang, kan itu subyektif dan tidak bisa dipaksakan
sebagai sesuatu yang benar. Intinya, berbeda pendapat itu boleh boleh saja, karena masukan itu bisa
jadi bahan evaluasi kami,” paparnya. (WDO)
Discussion about this post