Termasuk, karena dikelola pembangunnya oleh warga sendiri maka keterlibatan dalam bentuk operasional berupa makan minum juga dilakukan warga. Sampai dengan warga sendiri juga ikut turun membantu proses pembangunan yang dilakukan dengan guyub gotong royong.
Dengan program Salira DPWKel tersebut juga yang dikelola dan dikerjakan warga, menjadikan kualitas pembangunan semakin baik. Sebab, konsep yang dianut adalah gotong royong bukan bisnis atau proyek pembangunan yang dikerjakan oleh perusahaan dan pengusaha.
Hal itu bahkan juga diakui langsung Kejaksaan Negeri Cilegon jika hasil pembangunan yang dikerjakan selain sudah sesuai dengan perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan Negara, hasilnya sangat maksimal.
Untuk diketahui, pada 2022 saat ini terdapat perubahan nama dari dari pembangunan sarana dan prasarana wilayah (Sarpraswil) menjadi Salira DPWKel, secara ketentuan pembagian besaran anggaran juga mengalami yang sekarang dibuat pemerataan sebesar Rp100 juta per RW.
Dengan program Salira DPWKel juga memiliki efek positif yang berantai terhadap berbagai aspek pembangunan, misalnya perekonomian, karena akses jalan yang dibangun warga memudahkan moda transportasi terjangkau sampai ke wilayah perkampungan, meningkatkan nilai ekonomis lahan, dan membangun usaha kecil di masing- masing wilayah.
Berdasarkan data Bappedalitbang Kota Cilegon, anggaran Rp100 juta tersebut sudah digunakan untuk membangun saran prasarana warga mulai dari membangun paving blok jalan perkampungan, drainase, balai warga, pos yandu, pos ronda, jambanisasi dan sumur resapan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sejak program Salira diluncurkan 2021 sudah banyak jalan atau gang lingkungan menjadi layak. Kondisi jalan dan gang nampak tertata rapih. Seluruh wilayah perkampungan hingga pelosok sudah menikmati pemerataan pembangunan.(adv)
Discussion about this post