Sementara itu, mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Gerakan 4 Oktober (Getok) juga ikut mengkritik kinerja Pemerintah Provinsi Banten. Dalam aksi peringatan HUT Provinsi Banten di depan Gedung DPRD, mahasiswa menyuarakan keprihatinan mereka terhadap masalah kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan ketidakmerataan pembangunan di Banten.
Humas aliansi Getok, Muhammad Nur Latif, mengungkapkan bahwa angka kemiskinan dan pengangguran di Provinsi Banten masih tinggi, bahkan tertinggi se-Indonesia. Latif juga mempertanyakan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan di daerah tersebut.
“Sarana pendidikan di berbagai daerah pelosok Provinsi Banten tidak diperhatikan, dan kualitas pelayanan kesehatan masih memprihatinkan,” ujar Latif.
Aksi mahasiswa tidak hanya berhenti di luar gedung. Kericuhan terjadi di dalam ruang Rapat Paripurna DPRD Provinsi Banten, ketika sejumlah mahasiswa mencoba menyampaikan kritik di tengah acara. Aparat keamanan merespons dengan tegas, bahkan salah satu mahasiswa mengalami kekerasan yang kemudian akan dilaporkan ke pihak yang berwenang.
Aksi yang sedianya berjalan damai mulai terasa panas pada saat sejumlah mahasiswa mencoba merangsek masuk ke dalam Gedung DPRD Provinsi Banten dengan mendorong pagar besi.
Massa aksi sempat saling dorong dengan aparat kepolisian tak terelakkan. Akibat dorongan dari kelompok mahasiswa begitu kuat, akhirnya gerbang utama Gedung DPRD Provinsi Banten berhasil dibobol.
Namun tak lama gerbang tersebut berhasil ditutup kembali oleh aparat kepolisian, setelah sebelumnya mereka berhasil memukul mundur massa aksi yang mencoba untuk merangsek masuk ke dalam halaman gedung.
Di waktu yang bersamaan pada saat polisi berusaha untuk memukul mundur massa aksi, Ikbal salah seorang mahasiswa dalam aksi tersebut menuai nasib yang nahas.
Ia berhasil ditarik ke dalam halaman gedung oleh sejumlah aparat keamanan yang berjaga dalam aksi tersebut. Tidak hanya ditarik, Ikbal juga diinjak-injak oleh aparat yang mengamankan nya itu hingga pingsan.
Discussion about this post