“Tapi lagi-lagi kami kebobolan dari set piece, sama seperti ketika melawan Chinese Taipei dan Korea Utara,” ujarnya.
Masalah koordinasi di lini belakang ketika menghadapi situasi bola mati menurut Indra Sjafri menjadi pekerjaan rumah tak hanya bagi Timnas Indonesia U-24, tetapi juga untuk Timnas kelompok umur yang lain.
“Ini jadi PR bagi kami tidak hanya di Asian Games 2022, tapi yang lain juga diperhatikan,” tegas Indra Sjafri.
Secara statistic, permainan skuad Garuda sebenarnya mampu mengimbangi penguasaan bola tim lawan. Dalam laga ini, Rizki Ridho cs menguasai 44 persen penguasaan bola berbanding 56 persen milik lawan.
Namun, Indonesia jauh tertinggal dalam aspek penyerangan. Ramadan Sananta cs hanya mampu melepas dua shoot ke arah gawang dari total 7 tendangan yang dilepaskan sepanjang pertandingan.
Sementara Uzbekistan melepas 28 shoot dengan 12 diantaranya mengarah ke gawang Ernando Ari. Akurasi umpan anak asuh Indra Sjafrie juga tercatat lebih rendah. Dari 416 umpan dilepaskan, hanya 306 persen alias 73 persen yang menemui sasaran. Sementara di sisi Uzbekistan mampu mencatat akurasi umpan hingga 81 persen. Dari 484 umpan dilepaskan, 396 menemui sasarannya.
Discussion about this post